BINTAN TERKINI
Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah, Jembatan Tanah Merah Bintan Belum Bisa Difungsikan
Anggota Bidang Sarana dan Prasarana BP Bintan, Bayu Wicaksono bilang, pekerjaan yang dilakukan di Jembatan Tanah Merah merupakan bentuk pemeliharaan
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Kondisi Jembatan Tanah Merah, proyek BP Bintan memprihatinkan.
Jembatan yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu, sampai saat ini belum juga bisa digunakan.
Padahal keberadaan jembatan ini bertujuan untuk mendukung sektor pariwisata di daerah Tanah Merah Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan.
Pantauan Tribunbatam.id di lokasi proyek, sebagian strukturnya rusak, bahkan pembangunannya terkesan asal jadi.
Di lokasi juga terlihat beberapa pekerja sedang melakukan pekerjaan pembuatan pagar jembatan.
Baca juga: Ansar Ahmad Ajak Tiga Menteri Tinjau Landing Point Jembatan Batam Bintan, Ini Arahan Luhut
Baca juga: Soal Jembatan Batam Bintan, Ansar Vicon dengan Menko Marves hingga Bahas Labuh Jangkar
Namun besi yang digunakan para pekerja besi berukuran kecil dan tergolong tidak sesuai dengan besarnya pondasi.
Orpit jembatan juga tidak lagi tegak lurus dan menyatu sempurna dengan bagian jembatan.
Dari kejauhan jika dilihat, posisi pagarnya tidak lagi tegak lurus.
Pengerjaan pengecorannya terkesan amburadul dan tak beraturan. Parahnya lagi, sebagian kayu andang terlihat ikut berada bersama dengan coran beton.
Saat dikonfirmasi, Anggota Bidang Sarana dan Prasarana BP Kawasan Bintan, Bayu Wicaksono menjelaskan, saat ini pekerjaan yang dilakukan merupakan bentuk pemeliharaan dari CV Bintan Mekar Sari selaku kontraktor kedua yang melanjutkan pekerjaan tersebut.
Pasalnya, setelah pekerjaan tahap 2 selesai pada tahun 2019, tepatnya di bulan Desember, terjadi curah hujan yang di luar daripada biasanya. Sehingga menyebabkan penurunan struktur jembatan sedalam 50 cm.
"Jadi beberapa hari setelah serah terima, ternyata terjadi penurunan sekitar 50 cm," ucapnya.
Ia melanjutkan, dengan adanya penurunan itu pihaknya langsung berkonsultasi ke beberapa lembaga kompeten.
"Nah ternyata memang itu masih tanggung jawab penyedia," ujarnya.
Bayu menjelaskan, pekerjaan yang saat ini dilakukan merupakan bentuk pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia/kontraktor.