Janda Jadi Kurir Sabu, Rela Tubuhnya Digilir yang Penting Orang Beli Barang ke Dia
Berikut ini sebuah cerita dari seorang janda muda Blitar, Jawa Timur yang diduga menjual narkotika jenis sabu-sabu satu paket dengan layanan plus-plus
TRIBUNBATAM.id |BLITAR - Seorang janda yang bekerja di sebuah Cafe nekat nyambi menjadi bandar sabu.
bahkan dirinya juga merelakan tubbuhnya ditiduri pria asalkan sabu yang dia jual laris manis.
Hal itu dilakukan pelaku dengan alasan kalau dirinya harus menghidupi ke tiga anaknya.
Sebagai wanita yang ditinggal suami dia sudah bingung menghidupi anaknya dengan cara apa.
Baca juga: Kadinkes Batam dan Kadisdik Tanggapi Kabar Soal Vaksinasi Corona untuk Guru Dipungut Biaya
Baca juga: Profil Asep Zaenal Mustofa, Kepala Bapelkes Batam, Sosok Pemimpin yang Ramah
Berikut ini sebuah cerita dari seorang janda muda Blitar, Jawa Timur yang diduga menjual narkotika jenis sabu-sabu satu paket dengan layanan plus-plus di Tulungagung.
Di usianya yang ke-31, NL warga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto harus menghidupi 3 anaknya seorang diri alias single parent.
NL sebenarnya memiliki pekerjaan sebagai pelayan di sebuah warung kopi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Dia menjual sabu-sabu kepada pria hidung belang yang menjadi pelanggan warung kopi.
Namun, informasi yang didapatkan, NL ini menjual sabu-sabu satu paket dengan memberi layanan plus-plus.
Para bandar sabu-sabu selain memanfaatkan jaringan perempuan, mereka juga menggunakan pancingan agar si pengedar bisa memberikan layanan plus-plus.
Artinya, si pembeli dimanjakan karena bukan cuma bisa beli barang namun juga bisa mendapatkan pelayanan plus dari si perempuan itu.
Soal tarifnya, informasinya itu bisa lebih murah karena bisa satu paket dengan pembelian sabu-sabu itu.
Dengan cara seperti itu, dipastikan peredaran sabu-sabu kian marak karena para pemakai bisa mendapatkan pelayanan satu paket.
Modus penjualan sabu-sabu dengan pelayanan plus-plus itu lagi diungkap petugas Satkoba Polres Blitar, Minggu (4/4) siang.
Itu setelah petugas mengamankan janda beranak tiga, NL (31), warga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto.