Pemkab Anambas Targetkan Pengerjaan Jembatan SP II Tarempa Selesai Akhir 2021

Plt Kepala Dinas PUPR Anambas, Andi Guna Hasibuan berharap pengerjaan Jembatan SP II bisa selesai akhir 2021 sesuai kontrak kerja

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM/RAHMATIKA
Suasana lalu lintas di Jembatan Selayang Pandang, Anambas, belum lama ini. Pemkab Anambas Targetkan Pengerjaan Jembatan SP II Tarempa Selesai Akhir 2021 

Juga pembangunan jembatan ini harus bisa disesuaikan dengan perkembangan Tarempa jadi kalau Selayang Pandang I bisa dilalui mobil maka Selayang Pandang II harus bisa dilalui truk besar," kata Ansar.

Jembatan Selayang Pandang II sendiri memiliki lebar 7 meter lebih lebar 2 meter dibandingkan dengan jembatan Selayang Pandang I yang berlebar 5 meter.

Jembatan itu juga sudah diuji ketahanannya sehingga bisa menahan beban kendaraan 30 ton.

Nantinya Jembatan Selayang Pandang I akan dialihfungsikan menjadi jalur khusus sepeda dan jogging track.

Kendaraan bermotor akan melewati jembatan Selayang Pandang II.

Usai meninjau progres pembangunan jembatan, Ansar kemudian berkunjung ke RSUD Tarempa.

Di sana berkeliling melihat ruangan-ruangan yang ada di rumah sakit tersebut antara lain ruang rawat inap, ruang poliklinik, ruang operasi, dan ruang radiologi.

Ansar berjanji akan memberikan alokasi dana untuk alat-alat bantuan medis ke RSUD Tarempa sehingga pasien yang dirawat di Tarempa tidak perlu dirujuk ke Tanjungpinang atau Batam.

"Nanti kami pemerintah provinsi akan bantu dalam alat-alat seperti alat fisioterapi atau alat medical check up.

Saya hanya meminta Pemkab Anambas untuk merenovasi bagian-bagian rumah sakit biar lebih bagus lagi," tuturnya yang saat tiba disambut langsung oleh kepala RSUD Tarempa dr. Rini.

Terkait akreditasi RSUD Tarempa yang belum bisa terpenuhi karena terganjal syarat harus memiliki minimal 2 orang dokter spesialis, Ansar memberikan solusi agar menyekolahkan putra-putri daerah asli Anambas mengambil pendidikan dokter spesialis.

Saat ini RSUD Tarempa hanya memiliki dokter spesialis kebidanan, sementara yang paling dibutuhkan adalah dokter spesialis penyakit dalam.

"Terkait akreditasi itu, kalau orang luar tidak mau bekerja dan mengabdi di sini, kita berangkatkan anak-anak asli Tarempa ke universitas yang bagus, kita beri fasilitas yang bagus.

Nanti mereka selesai ambil spesialisasi kita buatkan kontrak mau bekerja minimal 20 tahun, kalau melanggar komitmen itu kita dendar,” tegas Ansar.

(TribunBatam.id/Rahma Tika/Endra Kaputra)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita tentang Anambas

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved