HUMAN INTEREST

MIMPI Warga Kampung Wono Asri Bintan, Dilewati SUTT, Tapi Belum Nikmati Listrik PLN

Setidaknya sudah 6 kali Ramadhan warga Kampung Wono Asri di Bintan tak menikmati listrik PLN. Warga pun mengungkap kendalanya, apa itu?

TribunBatam.id/Alfandi Simamora
MIMPI Warga Kampung Wono Asri, Dilewati SUTT, Tapi Belum Nikmati Listrik PLN. Foto warga Kampung Wono Asri, Wito saat menyalakan lampu pelita yang digunakan sehari-hari di rumahnya. 

Hal itu dikarenakan kebutuhan solar yang tinggi jika harus hidup lebih lama.Sebab untuk menghidupkan mesin generator listrik membutuhkan 1,5 liter solar yang harus di beli setiap harinya.

Sisanya mereka mengandalkan lampu pelita (minyak) untuk penerangan hingga malam dan pagi hari.

Baca juga: Kepri Terang Terwujud, Ansar Ahmad Resmikan 10 Desa Teraliri Listrik PLN, Dominan di Lingga

Baca juga: Tak Lagi Gratis, Begini Cara Dapat Diskon Listrik 50% untuk Periode April-Juni 2021

Warga Kampung Wono Asri, Wito saat menyalakan lampu pelita yang digunakan sehari-hari di rumahnya. Ia bersama sejumlah warga lainnya begitu menginginkan listrik PLN masuk rumah mereka.
Warga Kampung Wono Asri, Wito saat menyalakan lampu pelita yang digunakan sehari-hari di rumahnya. Ia bersama sejumlah warga lainnya begitu menginginkan listrik PLN masuk rumah mereka. (TribunBatam.id/Alfandi Simamora)

"Kami warga di Wono Asri ini, khususnya saya sendiri sangat merindukan listrik masuk di kampung kami,"kata Wito saat kepada TribunBatam.id.

Wito mengaku, warga di Kampung Wono Asri sempat menikmati pasokan listrik desa pada tahun 2013 lalu.

Pasokan listrik desa yang di dapatkan dari sore hingga malam hari.

Namun, kini listrik tersebut sudah tidak ada semenjak kewenangan ESDM yang semula di Kabupaten, sejak tahun 2015 dialihkan ke Provinsi Kepri.

Akibatnya, kampung Wono Asri yang sebelumnya terang kini menjadi gelap kembali tampa aliran listrik.

Artinya, sejak 2015 hingga saat ini, kurang lebih hampir 6 tahun lamanya kampung tempat ia tinggal tidak mendapat aliran listrik.

Wito yang kini sudah memiliki 3 orang anak dan seorang istri ini merasakan masalah listrik yang belum menerangi rumahnya.

Nah untuk mencukupi itu setiap harinya sudah tergolong berat dengan kondisi perekonomian saat ini.

Wito kesehariannya hanya bekerja di kebun sayur lahan milik peninggalan pamannya, sementara sang istri bekeja di sebuah Usaha Laundri.

Wito memiliki 3 orang anak, dua orang masih duduk di bangku sekolah dan seorang lagi sudah lulus sekolah.

Kebutuhan listrik menurutnya sangat dibutuhkan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, pasalnya bisa belajar saat malam hari.

Jangan tanya soal kedatangan pejabat yang katanya prihatin dengan kondisi ia bersama sejumlah warga di kampung itu.

Mereka pun sudah pernah mengutarakan keinginan listik yang selama ini mereka rindukan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved