BERITA CHINA
CHINA Punya Operasi Rahasia di AS, Bidik Diaspora di Negeri Paman Sam, Ini Nama & Tugasnya
Pejabat intelijen AS menyoroti operasi Foxhunt yang dilakukan China terhadap Diaspora China dan warga Tionghoa di AS dengan mengancam dan intimidasi
TRIBUNBATAM.id - Ketegangan antara Negeri Paman Sam dan Negeri Panda terjadi di berbagai bidang.
Dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, Taiwan, Hong Kong hingga Laut China Selatan pemicunya.
Pejabat intelijen AS bahkan menuding China melakukan operasi warga Tionghoa di AS, yang diberi nama Foxhunt.
Dalam operasi tersebut, Beijing diduga melakukan aktivitas penegakan hukum ilegal tak terkoordinasi di AS.
Operasi tersebut seperti mengancam, mengintimidasi, melecehkan dan memeras Diaspora China dan warga Tionghoa di AS.

Biro Investigasi Federal (FBI) bahkan mengatakan, setiap 10 jam pihaknya membuka investigasi yang terkait dengan pemerintah China.
Saking banyaknya penyelidikan yang dibuka, kini FBI mengaku memiliki lebih dari 2.000 penyelidikan terkait pemerintah China.
Hal itu diungkapkan Direktur FBI Christopher Wray pada Rabu (14/4/2021) kepada Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS).
Wray mengatakan, tidak ada negara lain di seluruh dunia yang menjadi ancaman keamanan ekonomi dan demokrasi terhadap AS selain China.
Baca juga: Beijing Getol Intimidasi Taiwan dari Laut dan Udara, Sosok Ini Sebut Sebenarnya China Bidik AS
Baca juga: Ulah Xi Jinping Bikin Gaduh Laut China Selatan, Indonesia Kirim Kekuatan ke Natuna Adang Klaim China
Dia menambahkan, kemampuan Negeri Panda untuk memengaruhi lembaga-lembaga Negeri Paman Sam sudah terlalu dalam, luas dan gigih.
Pernyataan Wray muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing di berbagai bidang sebagaimana dilansir CNN, Kamis (15/4/2021).

Berbagai ketegangan itu meliputi dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan masalah yang terkait dengan Taiwan dan Hong Kong.
Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines dan Direktur CIA William Burns berbicara bersama Wray pada rapat tersebut.
Secara khusus, Wray juga menyoroti operasi pemerintah China terhadap warga Tionghoa di AS, yang diberi nama Foxhunt.
Dalam operasi tersebut, Beijing diduga melakukan aktivitas penegakan hukum ilegal yang tidak terkoordinasi di wilayah AS.
Operasi tersebut seperti mengancam, mengintimidasi, melecehkan dan memeras Diaspora China dan warga Tionghoa di AS.
Baca juga: China Tak Lagi Takut Kapal Induk Amerika? Ini Cara Terakhir Bikin Nyali Beijing Ciut Invasi Taiwan
Baca juga: Jebakan Utang China ke Negara Berkembang Disebut Makin Mengkhawatirkan, Bagaimana Indonesia?
"Ini merupakan indikasi dan ilustrasi betapa menantang dan beragamnya ancaman khusus ini," kata Wray.
Di sisi lain, pemerintah China memandang operasi Foxhunt sebagai kampanye anti-korupsi internasional yang menargetkan buronan dari China.
Operasi tersebut seringkali menargetkan mantan pejabat atau orang kaya yang dicurigai melakukan kejahatan ekonomi.

Kementerian Luar Negeri China sebelumnya membela tindakan agennya di luar negeri.
Mereka menyatakan, otoritas penegak hukum China secara ketat mematuhi hukum internasional.
Kementerian itu menuduh kritik yang dilontarkan AS didorong oleh motif tersembunyi.
Pada Rabu, Haines mengatakan kepada Komite Intelijen Senat AS bahwa pemerintah China memiliki kemampuan siber yang substansial.
Jika kemampuan siber itu diterapkan, setidaknya dapat menyebabkan gangguan sementara terhadap infrastruktur penting di AS.
* Berita tentang China
* Berita tentang Konflik AS dan China
* Berita tentang Amerika Serikat
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(*/ TRIBUNBATAM.id)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tiap 10 Jam, FBI Buka Investigasi Baru Terkait Pemerintah China