Intelijen Barat Tuding Iran Berperan Dibalik Persenjataan Canggih Hamas, Pukulan Telak Israel?
Intelijen Barat menyakini ada pihak luar yang berperan dalam mengembangkan persenjataan canggih Hamas dalam menyerang Israel.
Namun dalam serangan ke Israel terbaru, Hamas telah menggunakan roket jarak menengah dengan jangkauan 25 mil, serta roket M-75 dan J-80 dengan jangkauan yang lebih jauh, yaitu antara 50-60 mil (80,5 km - 96,5 km).
Komandan senior dari kelompok Hamas diyakini telah melakukan kunjungan rutin ke Iran, di mana mereka telah menjalani pelatihan dalam produksi dan pengoperasian sistem senjata canggih.
Di mata Amerika, Israel dan sekutunya, Iran dianggap sebagai sponsor teror di Timur Tengah.
Baca juga: Hamas Ancam PM Israel Benjamin Netanyahu, Peringatkan Tak Sentuh Masjid Al Aqsa
Baca juga: Palestina Pamerkan Roket Raksasa, Siap Hancurkan Negara Israel?
Berbagai sanksi dijatuhkan Paman Sam Cs kepada negeri Mullah tersebut.
Kembali ke Iran, bukan rahasia jika Iran jualah yang menjadi penyandang dana dan persenjataan milisi Hizbullah di Lebanon.
Milisi yang kekuatannya jauh di atas Angkatan Bersenjata Lebanon.
Kolaborasi antara Hamas dan Iran telah berkembang selama 5 tahun terakhir, salah satunya adalah memberikan dukungan pendanaan dan intelijen kepada kelompok tersebut.
Kelompok Palestina berusaha untuk meningkatkan kemampuan militernya setelah kekalahan dahsyat dari Israel pada 2014.
Mengapa negara-negara Arab diam?
Dikutip dari Kompas.com berjudul Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Sahide mengatakan, diamnya negara-negara Arab karena memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap Amerika Serikat.
Padahal, AS memiliki lobi kuat Yahudi untuk menjaga politik luar negerinya, terutama dalam konflik Israel-Palestina.
Dengan kondisi itu, Palestina pun tidak memiliki dukungan politik dan strategi perjuangan yang kuat seperti Israel.
"Palestina tidak mempunyai strategi perjuangan seperti Yahudi dulu sewaktu awal menggagas untuk mendirikan negara Yahudi (Israel)," kata Suhedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

"Orang-orang Yahudi saat itu melakukan penggalangan dana, mendekati negara-negara yang berpengaruh di kancah dunia," sambung dia.
Sebagai informasi, berdirinya Liga Arab salah satunya bertujuan untuk mencegah negara Yahudi di Palestina.