PM Muhyiddin Yassin Siap Dipanggil Bodoh, Covid-19 Sandera Negeri Jiran Malaysia

Negeri Jiran Malaysia terus tertekan pandemi Covid-19 yang angka kasusnya terus naik yang membuat publik marah dan PM Muhyiddin siap dipanggil bodoh

FOTO BERNAMA VIA CHANNEL NEWS ASIA
Pekerja medis Malaysia sedang beristirahat setelah memberikan pelayanan di sebuah rumah sakit. PM Muhyiddin Yassin siap dipanggil bodoh saat publik marah dengan kondisi Negeri Jiran di masa Covid-19 

Pasien Covid-19 Malaysia itu diketahui telah menjalani perawatan selama tiga hari, setelah dia dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.

"Meski batuk terus-menerus, pemeriksaan awal mendiagnosisnya sebagai penderita obesitas dengan tekanan darah tinggi.

Abdul Malik dipandang sebagai pasien berisiko rendah karena tidak ada gejala lain," kata saudaranya, Abdul Rahim Daim.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Tinggi, Malaysia Pertimbangkan Lockdown Total di Selangor

"Mungkin mereka harus menjalani pemeriksaan lagi atau menyuruh pasien untuk saling waspada, sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan tepat waktu," katanya kepada Reuters.

Malaysia telah melaporkan lebih sedikit kasus daripada negara tetangga Indonesia dan Filipina.

Tetapi rasio infeksi, lebih dari 16.000 per satu juta, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, menurut data dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Akan tetapi, kemarahan publik disebut mungkin tidak memiliki dampak politik langsung.

Pasalnya parlemen Malaysia ditangguhkan selama keadaan darurat dan pemilihan umum tidak akan berlangsung hingga 2023.

Muhyiddin mengatakan pemilihan awal akan diadakan jika aman untuk dilakukan.

Pada Ahad (23/5/2021), Muhyiddin mengatakan dia siap menerima kritik selama masyarakat memainkan perannya dalam mengendalikan infeksi.

Tenaga kesehatan dan keluarga, membawa jenazah penderita covid untuk dikremasi. Akibat Lonjakan Covid-19 di India, Perdana Menteri Dituntut Mundur
Tenaga kesehatan dan keluarga, membawa jenazah penderita covid untuk dikremasi. Akibat Lonjakan Covid-19 di India, Perdana Menteri Dituntut Mundur (Channi Anand/AP via Nytimes)

"Mereka bisa memanggil saya 'perdana menteri bodoh', tidak apa-apa," katanya dalam wawancara yang disiarkan televisi.

"Saya tahu betapa sulitnya mengelola, tapi ini tanggung jawab kita bersama."

Pihak berwenang telah dikritik karena tidak memberlakukan pembatasan yang lebih ketat atau mengambil tindakan yang lebih keras terhadap pelanggaran lockdown.

Kampanye vaksinasi yang dimulai pada Februari, tapi ada tuduhan bahwa beberapa penerima vaksin mendapat dosis yang lebih rendah dari yang dibutuhkan.

Pakar kesehatan mengatakan kematian Abdul Malik adalah tanda sistem kewalahan dan menyerukan tindakan yang lebih kuat untuk mencegah keruntuhan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved