LINGGA TERKINI

Wisata Pulau Mepar Lingga, Sensasi Ambung Gila Hingga Benteng Peninggalan Kerajaan

Melihat sensasi ambung gila, permainan rakyat sekaligus daya tarik wisata di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Provinsi Kepri.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Febriyuanda
AMBUNG GILA - Pengunjung dan masyarakat lokal Pulau Mepar, Kecamatan Lingga saat memainkan permainan rakyat Ambung Gila, Rabu (16/6). 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Wisata di Kabupaten Lingga tak hanya tentang khas Melayu saja. Aneka permainan rakyat mulai dari gasing menjadi daya tarik wisatawan yang datang berkunjung, termasuk permainan ambung gila.

Permainan ini disaksikan langsung saat rombongan Dispar Kepri yang membawa sejumlah influencer mengunjungi Pulau Mepar, Kecamatan Lingga.

Saat pemainan memegang ambung, Bomo (bapak) terlihat sambil membaca do’a dan mantra secara perlahan. Bacaannya tak didengar orang banyak.

Namun, perlahan ambung tersebut terasa berat dipegang oleh pemain dan mulai bergerak-gerak.

Selanjutnya ambung tersebut semakin kuat gerakannya (menggila) dan semakin lama para pemain tidak kuat memegangnya.

Salah orang pengunjung berwisata di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Kamis (17/6/2021).
Salah orang pengunjung berwisata di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Rabu (16/6/2021). (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Dalam permainan ini, kadang-kadang ada juga ambungnya tidak mau bergerak atau menggila.

Begitu juga para pemainnya tidak merasakan apa-apa (berat) waktu memegang ambung.

Hal itu dirasakan dua pengunjung, Andri dan Rara Marcha yang mencoba memainkan ambung gila, namun tidak ada reaksi gerakan dari ambung tersebut.

"Gak ada reaksi apa-apa pas nyoba. Kata si bapak (bomo-red), dia gak mau. Padahal penasaran ingin nyoba," kata Rara.

"Iya sama, padadal berani megang, penasaran biar ambungnya gerak. Awalnya saya pegang kuat takut ambungnya lepas, tapi kata si bapak pegangnya gak usah digenggam kuat. Malah gak gerak, gak ada reaksi," kata Andri.

Namun, beberapa masyarakat berhasil dalam permainan rakyat tersebut.

Sontak, permainan tersebut membuat tontonan yang heboh bagi pengunjung ataupun para masyarakat lokal yang ikut menonton.

Baca juga: Promosi Pariwisata Lingga, Dispar Kepri Bahas Famtrip Bareng Bupati Muhammad Nizar

Baca juga: Tingkatkan Pesona Wisata Lingga, Dinas Pariwisata Bakal Benahi Area Pelabuhan Tanjung Buton

Kunjungan Dispar Kepri bersama rombongan lewat kegiatan Famtrip bertujuan untuk mempromosikan pariwisata di Lingga.

Bupati Lingga Muhammad Nizar saat berada di Gedung Daerah, Daik, juga sempat menawarkan wisata sejarah yang berada di Pulau Mepar.

Selain melihat aneka permainan rakyat, rombongan juga mencicipi makanan kuliner khas Lingga

Saat menginjakkan kaki di Pulau Mepar, para rombongan dijamu dengan mencicipi beberapa makanan khas di Lingga, seperti lakse, bubur lambok, dan juga gubal sagu.

Adapun jamuan tersebut kelihatan unik, karena dijamu dengan budaya makan Saprahan atau makan beridang, yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu dari turun temurun.

Salah seorang pengunjung, Zulfikar turut merasakan makan beridang atau makan dengan duduk bersama itu.

Zulfikar menceritakan, bahwa ia bisa merasakan nilai kekeluargaan yang kuat oleh masyarakat setempat, ketika duduk dan makan bersama mencicipi hidangan.

"Begitu saya sampai di Pulau Mepar disambut ramah dengan warga setempat. Saya juga mencicipi masakan dan makan beridang. Satu hidang kami makan berlima.

Kami disuguhkan lauk pauk makanan masyarakat Melayu, dengan duduk bersila ramai-ramai," kata Zulfikar kepada TribunBatam.id.

Foto bersama rombongan Dispar Kepri di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Kamis (17/6/2021).
Foto bersama rombongan Dispar Kepri di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Rabu (16/6/2021). (TribunBatam.id/Istimewa)

Akhir perjalanan di Pulau Mepar, para rombongan bergerak menuju salah satu benteng pertahanan peninggalan kerajaan Riau-Lingga, yakni Benteng Lekok.

Benteng Lekok sendiri terletak di perbukitan Pulau Mepar.

Selain dengan wisata sejarahnya, di Benteng tersebut para pengunjung bisa melihat langsung wilayah Ibukota Daik dari perbukitan.

Seorang pengunjung lain dari Jakarta, Stevent Ade mengatakan, bahwa dia cukup puas dengan sensasi wisata sejarah yang berada di Benteng Lekok tersebut.

Stevent melanjutkan, selain disuguhi dengan wisata sejarah, ia juga puas akan pemandangan di perbukitan tersebut, untuk melihat laut dan wilayah Ibukota Daik dari ketinggian.

"Ya, kalau perlu wisata ini dikasi pemandu. Jadi para pengunjung bisa tau, bagaimana sejarah atas Bendeng Lekok ini," ucapnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Lingga

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved