Pajak Naik Utang RI Capai Rp 6,5 Triliun, tapi Ekonomi Merosot, Elite PKS Kritik Kebijakan Ekonomi
Sejak tahun 2015 hingga 2019 sebelum pandemi Covid-19 tren utang pemerintah terus naik bahkan saat pandemi terjadi utang jadi sumber utama pemerintah
Sementara, realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 hingga 21 Mei 2021 sebesar Rp 183,98 triliun, atau sebesar 26,3 persen dari total pagu anggaran Rp 699 triliun.
"Namun sebagian besar anggaran dipergunakan untuk membayar utang, belanja konsumtif rutin pemerintah yaitu pegawai dan barang.
Sedangkan belanja modal rendah.
Akibatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara tumbuh lambat," lanjutnya.
Sementara itu, selain menambah utang, menurut Sukamta pemerintah juga terus menaikan berbagai pajak yang potensial menjadi sumber pendapatan negara.
Baca juga: Sri Mulyani Tak Mau Terlalu Buka-bukaann Terkait Utang Negara Karena Sering Digoreng Politisi
Satu di antara yang menyita perhatian publik adalah rencana pungutan pajak untuk sembako.
"Rencana pemerintah memajaki sembako membuat rakyat merasa semakin diperas oleh negara.
Berbagai sektor dan aktivitas masyarakat kini dipajaki," ujarnya dilansir Tribunnews.com berjudul Utang Melonjak, Pajak Naik, Ekonomi Merosot, PKS: Kebijakan Ekonomi Pemerintah Harus Dievaluasi.

Sukamta berpesan, pemerintah harus mencari mekanisme untuk pembiayaan negera sekaligus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa memberatkan rakyat Indonesia.
Sebab, ketika pajak bertambah namun tak terjadi peningkatan kesejahteraan dan tidak tersedianya lapangan kerja dari beragam proyek pemerintah hal itu ia anggap akan berpampak pada ketimpangan ekonomi.
Baca juga: Rizal Ramli Kritikan Pedas Presiden Jokowi Karena Tambah Utang Negara di Tengah Pandemi
Baca juga: Ditemukan Surat Bersejarah, Berisi Utang Negara ke Warga OKI Dimasa Agresi Militer Tahun 1947
Baca juga: Menko Luhut Pandjaitan Sudah Tak Sabar Hadapi Debat dengan Rizal Ramli soal Utang Negara
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(* / TRIBUNBATAM.id)