INFO CUACA

INFO CUACA KEPRI, BMKG Minta Warga Anambas Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

Secara umum, BMKG Kelas III Tarempa memprediksi tinggi gelombang Anambas masih aman untuk aktivitas pelayaran.

Tribunbatam/Septyan Mulia Rohman
CUACA ANAMBAS - Langit gelap sekitar Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri Selasa (24/1/2017). BMKG Kelas III Tarempa meminta warga untuk waspada potensi cuaca ekstem. 

Ada mungkin sekitar dua menit. Bukan karena kondisi kapal yang penuh, namun karena membutuhkan keseimbangan untuk bergerak.

Mengingat kondisi kapal yang bergoyang melawan gelombang laut," ungkapnya.

Pria berkacamata ini pun, hanya bisa pasrah ketika penumpang lain yang tidak jauh dari tempat ia beristirahat spontan mabuk sembari mengoleskan minyak dengan bau yang khas.

Mencoba untuk mencari aktivitas untuk menghilangkan sugesti mabuk laut, ia pun mencoba untuk naik ke cafetaria yang berada di dek paling atas bagian belakang kapal tersebut.

Ia pun terkejut karena kursi yang biasanya penuh sesak dengan orang yang mengobrol hingga istirahat, mendadak kosong ditinggal oleh penumpang lainnya.

"Saya coba naik, tapi malah kosong. Biasanya kan ada orang.

NELAYAN ANAMBAS - Lokasi pelabuhan di jalan Amat Yani, Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan dimana kapal-kapal nelayan Anambas bersandar, Jumat (4/12/2020).
NELAYAN ANAMBAS - Lokasi pelabuhan di jalan Amat Yani, Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan dimana kapal-kapal nelayan Anambas bersandar, Jumat (4/12/2020). (TribunBatam.id/Rahma Tika)

Rupanya mereka turun ke dek tiga untuk menghindari goyangan yang kuat. Memang di atas itu, goyangan kapal sangat terasa.

Pokoknya kalau penumpang ada yang langsung istirahat begitu sampai di Tarempa, itu menurut saya wajar lah.

Karena, kondisi cuaca di laut memang lain dari biasanya.

Pantas saja, kapal ferry dari Tangjungpinang tidak diizinkan berangkat. Informasinya kan seperti itu," bebernya.

Ardi penumpang lainnya pun juga mengalami nasib serupa.

Pria yang sempat bertolak dari Tanjungpinang menggunakan pesawat terbang menuju Matak ini pun, akhirnya memutuskan untuk berangkat menggunakan kapal setelah transportasi udara yang ia tumpangi kembali ke Tanjungpinang.

Karena cuaca di Matak yang tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan pada Jumat (8/12) kemarin.

"Waduh cuaca di laut kuat betul gelombangnya. Semula, saya sudah naik pesawat terbang dari Tanjungpinang menuju Matak kemarin itu.

Pesawat bahkan sempat berputar-putar selama lebih kurang lima belas menit sebelum memutuskan kembali ke Tanjungpinang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved