HUMAN INTEREST
KISAH Penyintas Covid-19, Anggota Dewan Batam Lik Khai: Saya Tak Boleh Mati, Anak Masih Kecil
Menjadi penyintas Covid-19 merupakan pengalaman hidup yang tidak akan pernah dilupakan oleh Lik Khai sendiri.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Pengalaman akan ganasnya Covid-19 masih membekas dalam ingatannya meskipun kini dia sudah sehat dan bugar kembali.
Menjadi penyintas Covid-19 merupakan pengalaman hidup yang tidak akan pernah dilupakan oleh Lik Khai sendiri.
Dia selalu mengenang bagaimana dirinya terus berjuang keras untuk keluar dari cengkeraman Covid-19.
Akhir November tahun lalu, Lik Khai dinyatakan positif Covid-19 usai mengalami sejumlah gejala.
Badannya demam disertai batuk yang mengganggu. Saat itu, hasil rapid tes-nya negatif.
Namun, lambat laun indra penciumannya mulai terganggu. Dia juga tak bernafsu untuk makan, sampai-sampai berat badannya turun 11 kilogram.
Baca juga: Keluar Masuk Natuna Wajib Tes PCR serta Sertifikat Vaksin Corona Minimal Dosis Satu

Lik Khai pun kembali melakukan tes dan benar saja, hasilnya positif. Dia menduga, virus ini didapatkannya pada saat datang ke acara pernikahan.
"Saat itu istri saya melarang, takut kena Covid-19. Tapi saya tetap pergi karena yang nikah itu adalah anak dari teman baik saya" kenang Lik Khai.
Kondisi yang kian menurun membuat pria 56 tahun ini harus dirawat di rumah sakit.
Dia dirujuk ke RS Budi Kemuliaan Kota Batam dengan gejala yang cukup berat. Bahkan, dia harus menggunakan ventilator untuk membantunya bernapas.
Meskipun tak mudah, Lik Khai bertekad kuat untuk sembuh dari keganasan virus yang mematikan ini. Keluarga dan anak-anak menjadi kekuatan utamanya untuk tetap hidup.
"Saya tak boleh mati karena Covid-19. Anak saya yang masih kecil butuh seorang ayah" gumam Lik Khai kala itu.
Baca juga: INI Perbedaan Gejala Covid Varian Delta dengan Gejala Umum Virus Corona

Dia teringat pesan seorang dokter bahwa obat paling ampuh untuk melawan Covid-19 adalah semangat dan jangan sampai stres.
Sejak saat itu, Lik Khai melakukan beragam ikhtiar untuk sembuh. Dia rutin olahraga dan berjemur sesuai anjuran dokter.
Semua upaya tersebut tentu saja dibarengi dengan asupan makanan dan vitamin yang cukup.
Usahanya tak sia-sia. Selama kurang lebih sebulan, Lik Khai akhirnya dinyatakan sembuh dan negatif Covid-19.
Pulang dengan kegembiraan, Lik Khai selalu mengenang kerja keras tenaga kesehatan yang merawat para pasien di rumah sakit.
"Mereka juga seakan lupa akan bahaya pada diri sendiri," kata Lik Khai.
Cerita Lik Khai melawan Covid-19 ini sempat dituangkannya di media sosial.
Dia merasa prihatin dengan banyaknya kasus kematian Covid-19 selama beberapa bulan belakangan.
Kesedihannya bertambah ketika tiga sahabatnya meninggal dunia dalam satu hari akibat Covid-19.
Baca juga: BIN Kepri Gelar Vaksinasi Corona untuk Pelajar dan Door to Door di Tanjungpinang

"Saya mau berikan pengalaman, kalau yang meninggal kebanyakan sudah drop duluan. Makanya saya ajak untuk tetap semangat" ujar Lik Khai.
Lik Khai sempat memberikan semangat kepada para pasien yang tengah berjuang untuk sembuh.
Dia juga membagikan kiat-kiat saat menjalani perawatan Covid-19.
Selain berjemur dan menjaga asupan makanan, olahraga menjadi kunci penting untuk menjaga kebugaran tubuh.
“Olahraga sampai keringat. Tak perlu mewah dan ramai-ramai, cukup sendiri saja" pungkas pria berdarah Tionghoa yang kini menjadi Sekretaris Komisi I DPRD Batam dari Fraksi NasDem itu. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)
Berita terkait Covid-19
Berita terkait Lik Khai
Berita terkait Kota Batam