CORONA KEPRI

Cerita Pedagang Akau Potong Lembu Tanjungpinang saat PPKM Level 4: Pengunjung Waswas

Sejumlah pedagang di Akau Potong Lembu Tanjungpinang mengeluhkan dampak PPKM Level 4. Omzet menurun akibat sepinya pembeli yang datang

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Noven Simanjuntak
Cerita Pedagang Akau Potong Lembu Tanjungpinang saat PPKM Level 4: Pengunjung Waswas. Foto suasana di lokasi kuliner Akau Potong Lembu Tanjungpinang, Sabtu (24/7/2021) saat penerapan PPKM Level 4 

"Jadi takut mereka, selalu nanya ke kami jam berapa petugas datang," tuturnya.

Sartia pun menjelaskan, meski tidak berjualan sejumlah pedagang juga wajib membayar setoran bulanan lapak maupun kebersihan dan lampu kepada dua pihak penerima.

"Untuk lapak per harinya kita bayar Rp 13 ribu untuk lampu dan kebersihan, itu kalau buka dan itu dibayar ke BUMD Tanjungpinang. Perbulannya 350 ribu itu wajib kita berikan ke pemilik lahan Akau.

Jadi ada dua pembayaranlah di sini," terangnya.

Senada, Jaffar penjual sate di Akau Potong Lembu juga merasa omzetnya menurun drastis hingga untuk bertahan harus mengurangi jumlah modal bahan setiap harinya.

Biasa pendapatannya lumayan untuk dibawa pulang, namun selama PPKM penghasilannya kian hari kian terpuruk.

"Memang hancur kali penjualan. Kita pun belanja untuk jualan mulai dikurangi biarlah dapat sedikit yang penting tetap jalan karena hanya ini mata pencaharian kami sekarang," ucapnya.

Untuk sistem berjualan di Akau, pihak penjual makanan bekerja sama dengan penjual minuman. Hal itulah yang membuat pihaknya kembali meminta ke petugas patroli untuk dapat diberikan kemudahan dengan memasang beberapa meja asal sesuai prokes.

"Kalau minuman tidak dikasih kelonggaran masang meja, bisa jadi susah kami. Kami kemarin sudah konfirmasi ke petugas patrolinya kami minta 4-5 meja saja dibentangkan, tapi kami pastikan dengan protokol kesehatan kalau gitukan bisa jadi ada perputaran modal.

Tapi tidak juga ya bagaimana lagi jadinya ini," terangnya.

Lebih lanjut, ia menilai saat ini para pedagang dan petugas patroli terkesan seperti kucing-kucingan setiap kali hendak berjualan di Akau Potong Lembu.

"Ya karena adanya ancaman itu. Katanya bisa disegel atau dinonaktifkan sementara atau untuk selamanya. Kita gak tahu ya kita takut jugalah jadinya," jelasnya lagi.

Bila dibandingkan pendapatan saat normal dulu bisa meraup Rp 500-700 ribu per malam, namun kini penghasilannya terjun bebas hingga hanya mengantongi Rp 100-200 ribuan per malam.

"Jauhkan perbandingannya, macam mana lah kita mau mutar modal dan untung. Belum lagi pinjaman kita di Bank tapi Alhamdulillah pihak bank masih ada toleransinya," ujarnya.

(Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Tanjungpinang

Berita Tentang Corona Kepri

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved