CORONA KEPRI

PPKM Level IV Diperpanjang, Pengusaha Kuliner Batam Menjerit, Pilih Tutup Daripada Merugi

Sejumlah pengusaha kuliner mengeluhkan Perpanjangan PPKM Level 4 di Batam. Aturan itu membuat mereka merugi sehingga memaksa mereka tutup sementara.

ist
Suasana di sebuah pusat kuliner di Batam, belum lama ini. Sejumlah pengusaha kuliner mengeluhkan Perpanjangan PPKM Level 4 di Batam. Aturan itu membuat mereka merugi sehingga memaksa mereka tutup sementara. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah pengusaha kuliner mengeluhkan Perpanjangan PPKM Level 4 di Batam. Aturan itu membuat mereka merugi sehingga memaksa mereka tutup sementara.

Salah satunya, pemilik usaha Cirou Spicy di kawasan Tiban 3, Anci mengaku perpanjangan PPKM ini benar-benar memukul usaha makanan miliknya.

"Sejak adanya PPKM ini saya ambil keputusan tutup dulu. Meskipun sudah memiliki konsep take away usaha makanan miliknya tetap merugi. Omzet tidak dapat menggaji karyawan dan membeli bahan pokok. Bagaimana mau bertahan," ujar pria yang memiliki 1 orang anak laki-laki ini.

Anci mengatakan pemberlakuan PPKM ini menurutnya membuat daya beli masyarakat menurun.

Lantaran lebih memilih memasak di rumah ketimbang membeli makanan dari luar.

"Kan sensasinya beda kak. Makan di rumah dengan makan di tempat," katanya.

Sebelum PPKM, lanjut dia, omzet dalam sehari masih mencapai ratusan ribu.

Bahkan kalau pengunjung lagi ramai bisa sampai Rp 1 juta lebih.

"Kondisi ini sangat sulit. Cari makan susah, bantuan untuk pelaku usaha juga tidak ada," ujarnya.

Ironisnya lagi, akibat PPKM ini, pegawai terpaksa dirumahkan terlebih dahulu, hingga usaha makanan miliknya bisa beroperasi kembali, dan tentunya didukung kondisi yang lebih baik dari saat ini.

Ia berharap pemerintah mau mempertimbangkan nasib para pedagang saat ini.

"Saya rasa menutup usaha solusi saat ini. Karena kalau buka pun omzet tidak menutup biaya operasional. Dari pada terus merugi saya tutup dulu lah usahanya," katanya.

Hal senada juga dirasakan oleh pemilik Mayumi Kopitiam, Tengku Nelda yang baru saja kembali membuka usahanya setelah tidur panjang selama 10 hari.

Nelda juga memilih menutup usaha sementara dan merumahkan karyawan, dikarenakan omset per hari yang tidak dapat dicapai.

Baca juga: TAKUT Diangkut Jika Positif, Warga Perumahan Buana Raya Batam Tak Mau Ikut Antigen Massal

"Dengan berdoa, saya mulai lagi mas buka hari ini setelah 10 hari tutup. Kemarin karena PPKM, bahkan omset per hari tidak nutup biaya operasional," katanya, Senin (26/7/2021).

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved