Tingkatkan Kepekaan Terhadap Penyakit Diabetes Dengan Mengenali Tanda-tandanya

Dokter dari Mayapada Hospital memaparkan setidaknya ada 5 faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya diabetes

beaconohss.com
Ilustrasi-Diabetes.(beaconohss.com) 

TRIBUNBATAM.id - Hingga 2021, diabetes masih menjadi ancaman serius warga global.

Sekitar 12 hingga 20 persen penduduk dunia diperkirakan mengidap diabetes.

Data dari WHO, Indonesia mmenempati urutan kelima jumlah penderita diabetes terbesar di dunia.

Data itu sangat memprihantinkan sehingga perlu ada edukasi yang terus menerus mengenai diabets dan pencegahannya.

Apalagi dalam beberapa kasus, banyak yang pada mulanya tidak tahu dirinya terkena diabetes.

Mereka kaget dan syok begitu kedokter dan memeriksakan diri, ternyata mereka mengidap diabetes.

Bagi Anda yang kini berusia 30 tahunan, sebagaiknya sesekali memeriksakan diri atau paling tidak mencari tahu mengenai diabetes.

Agar potensi diabetes bisa dihindari sekarang.

Dilansir dari Tribun Medan, dokter Herry Nursetiyadi dari Mayapada Hospital memaparkan setidaknya ada 5 faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya diabetes.

Baca juga: INI Manfaat Daun Salam bagi Kesehatan dan Kecantikan, Atasi Ketombe hingga Diabetes

Baca juga: Jadi Pengganti Nasi Putih, Ini 5 Makanan Alternatif bagi Penderita Diabetes

1. Warisan Keluarga

“Faktor risiko yang pertama ya genetik ya, jadi turunan. Jadi warisan keluarga lah ya, jadi bukan hanya harta yang diwariskan, penyakit juga diwariskan,” jelas dr. Herry dalam program Sonora Talkshow di Radio Sonora FM.

Meski berdasarkan data, faktor yang satu ini adalah faktor utama, tetapi dr. Herry menyebutkan bahwa hal ini tetap bisa dihindari atau dicegah.

2. Malas berolahraga dan banyak rebahan

“Kurang gerak atau kurang beraktivitas itu juga salah satu risk factor. Jadi, barang siapa yang malas bergerak, itu risiko diabetesnya juga akan meningkat,” tegasnya menambahkan.

Jadi, berolahraga atau berkativitas secara fisik juga sangat memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya diabetes.

Karena potensi akan meningkat kepada orang yang memang kurang beraktivitas atau bergerak secara fisik.

3. You Are What You Eat

“Apa yang kita makan adalah diri kamu. Jadi, semakin banyak kamu makan sesuatu yang berkalori dan lemak, nah itu risiko mengalami obesitas, akibatnya risiko diabetes juga akan meningkat,” papar dr. Herry.

4. Hamil

“Kadang-kadang selama tidak hamil itu tidak ada diabetes, tapi pada saat hamil biasanya dokter akan ngecek di trimester dua atau tiga, suka ketemu tuh gula darahnya naik,” jelasnya.

Namun, kondisi ini akan berakhir pada saat sang ibu sudah melahirkan, gula darah akan kembali pada posisi normal.

Penyakit hormon yang bekerja berlawanan dengan insulin

“Misalnya ada asma atau rematik, lalu sama dokter dikasih obat salah satunya namanya steroid. Nah sama pasien karena merasa enak dibeli lagi, dibeli lagi, lama-lama terbiasa akhirnya gula darahnya naik,” jelas dr. Herry memaparkan.

5. Penyakit hormon yang bekerja berlawanan dengan insulin

“Misalnya ada asma atau rematik, lalu sama dokter dikasih obat salah satunya namanya steroid. Nah sama pasien karena merasa enak dibeli lagi, dibeli lagi, lama-lama terbiasa akhirnya gula darahnya naik,” jelas dr. Herry memaparkan.(Sonora.id)

Tanda tubuh terkena diabetes

Simak 12 tanda penyakit diabetes di tubuh:

1. Bercak kuning, kemerahan, atau coklat pada kulit

Perhatikan:

Kulit di sekitarnya tampak seperti porselen yang mengilap

Pembuluh darah bisa terlihat dari luar kulit

Kulit terasa gatal dan nyeri

Nama medis untuk kondisi ini adalah necrobiosis lipodica.

Kondisi kulit ini sering dimulai sebagai benjolan padat kecil yang terlihat seperti jerawat.

Saat berkembang, benjolan ini berubah menjadi bercak kulit yang bengkak dan keras. Bercak bisa berwarna kuning, kemerahan, atau coklat.

2. Area kulit yang lebih gelap yang terasa seperti beludru

Bercak gelap atau garis hitam di bagian belakang leher, ketiak, selangkangan, atau di tempat lain, mengindikasikan terlalu banyak insulin dalam darah.

Ini seringkali merupakan tanda pradiabetes.

Nama medis untuk kondisi kulit ini adalah acanthosis nigricans (AN).

Kondisi ini seringkali menyebabkan kulit lebih gelap di lipatan leher, AN mungkin merupakan tanda pertama seseorang mengidap diabetes.

Baca juga: BPJS Kesehatan Sesuaikan Kebijakan Demi Prolanis di Masa Pandemi

3. Kulit yang keras dan menebal

Nama medis untuk kondisi ini adalah sklerosis digital.

Cirinya di tangan, kita bisa melihat kulit yang kencang dan lembut di punggung tangan. Jari-jari menjadi kaku dan sulit digerakkan.

Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik selama bertahun-tahun, akan merasa seperti ada kerikil di ujung jari.

Kulit yang keras, tebal, dan tampak bengkak dapat menyebar, muncul di lengan bawah dan lengan atas.

Itu juga bisa berkembang di punggung atas, bahu, dan leher.

Terkadang, penebalan kulit menyebar ke wajah, bahu, dan dada.

Dalam kasus yang jarang terjadi, kulit di atas lutut, pergelangan kaki, atau siku juga menebal, sehingga sulit untuk meluruskan kaki, mengarahkan kaki, atau menekuk lengan.

Di mana pun ia muncul, kulit yang menebal selalu bertekstur seperti kulit jeruk.

Masalah kulit ini biasanya berkembang pada orang yang mengalami komplikasi akibat diabetes atau kencing manis yang sulit diobati.

4. Lepuh

Ini jarang terjadi, tetapi penderita diabetes dapat melihat lepuh tiba-tiba muncul di kulit mereka.

Yang bersangkutan mungkin melihat lepuh besar, sekelompok lepuh, atau keduanya.

Lepuh cenderung terbentuk di tangan, kaki, atau lengan bawah dan terlihat seperti lepuh yang muncul setelah luka bakar serius.

Berbeda dengan lepuh yang timbul setelah luka bakar, lepuh ini tidak terasa nyeri.

Nama medis untuk kondisi ini adalah bullosis diabetricorum. Terkadang, ini disebut bula diabetes.

5. Infeksi kulit
Penyintas diabetes cenderung mengalami infeksi kulit.

Kulit panas dan bengkak yang terasa nyeri

Ruam yang gatal dan terkadang lepuh kecil, kulit bersisik kering, atau cairan putih yang terlihat seperti keju cottage

Infeksi kulit dapat terjadi di setiap area tubuh, termasuk di antara jari-jari kaki, di sekitar satu atau lebih kuku Anda, dan di kulit kepala.

6. Luka dan luka terbuka

Memiliki gula darah (glukosa) yang tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf.

Penderita mungkin telah mengembangkan ini jika pernah menderita diabetes yang tidak terkontrol (atau tidak terkontrol dengan baik) untuk waktu yang lama.

Sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf dapat membuat tubuh sulit menyembuhkan luka.

Hal ini terutama berlaku di kaki. Luka terbuka ini disebut tukak diabetes.

7. Bintik-bintik Shin

Kondisi kulit ini menyebabkan bintik-bintik (dan terkadang garis-garis) yang membuat depresi hampir tidak terlihat pada kulit.

Ini umum terjadi pada orang yang menderita diabetes.

Sumber : Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved