BATAM TERKINI
ADA SD Swasta di Batam Nekat Gelar Sekolah Tatap Muka Diam-diam, Kadisdik Beri Peringatan Keras
Kepala Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan mengingatkan agar sekolah tidak coba-coba menggelar sekolah tatap muka secara diam-diam.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kepala Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan mengingatkan agar sekolah tidak coba-coba menggelar sekolah tatap muka secara diam-diam.
Sebab, tindakan itu bisa membahayakan kesehatan anak didik, terutama anak-anak yang masih kecil.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Hendri Arulan menegaskan sampai saat ini untuk Kota Batam dari PAUD sampai dengan SMP, tidak diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Kalau ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka, kita akan bina dan surati," kata Arulan.
Ia juga meminta kepada sekolah yang melaksanakan belajar tatap muka, agar mengikuti aturan yang belaku.
"Jangan mengorbankan kesehatan anak didik. Silakan turuti aturan yang berlaku," kata Arulan.
Disdik tidak membenarkan apapun alasan sekolah yang melaksanakan belajar tatap muka.
Baca juga: Tertangkap Basah Nodai Sepupu di Dapur, Seorang Pemuda di Batam Masuk Bui
"Apapun itu alasannya tidak benarkan. Kita imbau semua sekolah mulai dari PAUD sampai SMP, agar mengikuti aturan yang ada," kata Arulan.
Peringatan yang diberikan Hendri tersebut menyusul adanya sekolah SD swasta di Sagulung Batam yang disebut nekat menggelar sekolah tatap muka.
Sebelumnya diberitakan, di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang masih dilaksanakan di Kota Batam, ada beberapa sekolah swasta di Batam, khususnya untuk Sekolah Dasar (SD) kelas 1 melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka selama dua jam dalam sehari.
Seperti di wilayah Sagulung. Ada beberapa sekolah swasta yang melaksanakan belajar tatap muka khusus kelas 1 SD.
Dengan catatan anak didik tidak diperkenankan menggunakan seragam sekolah.
Informasi yang dikumpulkan Tribunbatam.id di lapangan, kapasitas dalam satu ruang kelas itu hanya 25 persen.
Pembelajaran dilakukan secara bergelombang. Setiap harinya 25 persen, dari jumlah murid kelas 1.
Untuk mengelabui Tim Satgas Covid-19, pihak sekolah tidak memperkenankan orangtua menunggu di sekolah.