HUMAN INTEREST

KISAH Nur, Sarjana Keguruan yang tak Malu Jualan Tempe di Pasar Ranai Natuna

Nur, seorang sarjana keguruan mengaku tak malu atau minder meski harus menghabiskan hari-harinya di Pasar Ranai, Natuna untuk berjualan tempe.

Penulis: agus tri |
TRIBUNBATAM.id/KONTRIBUTOR NATUNA
Nur, seorang sarjana keguruan mengaku tak malu atau minder meski harus menghabiskan hari-harinya di Pasar Ranai, Natuna untuk berjualan tempe. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Bu, beli tempe Bu... Tempenya, Tante.....

Suara khas seorang gadis terdengar menawarkan tempe dagangannya di pintu masuk pasar ikan Ranai sambil menyapa para pengunjung pasar yang kebanyakan ibu rumah tangga.

Suaranya kadang tenggelam di tengah hiruk pikuk orang yang berlalu lalang di pasar, Sabtu (7/8/2021) pagi.

Adalah Siti Nurwidianingsih atau yang akrab disapa Nur (25), gadis penjual tempe dipintu penghubung antara pasar daging dengan  pasar ikan dipasar Ranai.

Sudah hampir 2 tahun gadis ini menekuni aktivitas berjualan tempe di pasar. 

Aktivitas ini ditekuninya setelah lulus dari pendidikan fakultas keguruan di Universitas Pancasakti Tegal Jawa Tengah, tahun 2020 lalu.

Ia menjual tempe produksi keluarganya, kegiatan ini ditekuninya selain untuk membantu orang tua, juga mengisi waktu luang, sambil belajar berwiraswasta.

"Ya bantu - bantu orangtua, kalau gak kita yang bantu siapa lagi," ujar Sulung dari 4 bersaudara ini.

Nur mengaku banyak yang menyayangkan ia berjualan tempe, terutama teman - teman sekolahnya.

Baca juga: Kisah Gadis Berhijab di Kota Palopo yang Bangga Jadi Tukang Tambal Ban Pinggir Jalan

Tapi itu tidak membuatnya menjadi minder atau berkecil hati.

"Ada sih yang bilang, sayang lah Nur, kamu kuliah, ijazah sarjana tapi malah jualan tempe di pasar. Tapi saya nggak peduli, saya nggak gengsi. Kenapa harus malu, ini kan halal, lebih malu kalau punya ijazah sarjana, tapi malah menganggur," imbuh gadis manis berwajah bulat ini.

Biasanya Nur sudah mangkal di pasar Ranai mulai pukul  05.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

Dalam sehari, dia mengaku bisa mendapatkan omset Rp500 ribu dari berjualan tempe yang berbungkus plastik dan daun pisang.

"Ini juga ada yang memang sudah punya langganan, mereka tinggal ambil aja di sini.'' katanya sambil menunjuk bungkusan besar tempe di belakangnya.

Sama seperti gadis lainnya, Nur juga memunyai impian bisa bekerja sesuai ijazah yang dia miliki, yakni sebagai guru Sekolah Menengah Atas. Namun nasib berkata lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved