Sudah Ditolong, Pria Tega Bunuh Kakek-Nenek & Cucunya Lalu Buang Jasad ke Semak Kebun Sawit

Seorang pria membunuh kakek, nenek dan cucunya ke semak-semak kebun sawit

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
RN, terduga pembunuhan warga Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat saat diamankan petugas 

TRIBUNBATAM.id, SINTANG – Dor! Timah panas tepat bersaarang di kaki RN (27).

Dalam kondisi mengerang kesakitan, RN digelandang petugas ke kantor polisi.

Pria 27 tahun yang setiap hari berjualan lele tersebut melawan petugas saat hendak diamankan.

Dia menolak keras dibawa ke kantor polisi termasuk menolak disebut terlibat kejahatan.

Polisi menangkap RN setelah ditemukan tiga jenazah di semak-semak kebun sawit di Dusun Laman Natai, Desa

Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Tiga jasad tersebut ternyata satu keluarga yang terdiri kakek, nenek dan cucu yang masih berusia 5 tahun.

Berdasarkan penyelidikan polisi, pelaku pembunuhan mengarah ke RN.

Dan RN harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca juga: Fakta-Fakta Pembunuhan Janda Dua Anak, Kekasih Merasa Tak Dihargai Sebagai Lelaki

Awal Mula Kasus Terbongkar

Warga Kecamatan Sungai Tebelin digemparkan penemuan jasad di semak-semak di area kebun kelapa sawit.

Ada tiga jasad ditemukan. Belakangan diketahui jasad tersebut masih satu keluarga.

RN menjadi diduga kuat otak di balik kematian satu keluarga tersebut.

Dan ternya benar, dialah pembunuhnya.

Berawal dari Pinjam Duit

Pelaku melakukan pembunuhan karena merasa sakit hati dengan korban.

RN membunuh Sugiyono (56), Turyati (46), dan gadis cilik berusia 5 tahun bernama Afsyia Amila Putri.

Ketiganya dibunuh di areal kebun sawit.

Peristiwa tragis tersebut bermula saat RN berniat meminjam uang kepada Turyati, istri Sugiyono senilai Rp 5 juta, Senin (2/8/2021).

Tak disangka ternyata Turyati melontarkan perkataan yang membuat RN sakit hati dan timbul rasa dendam.

"Kau ini bah orang miskin, nanti balikin gimana,
tanah tidak punya. Punya uang kalau lele laku," kata Kasatreskrim Polres Sintang, AKP Hoerrudin menirukan kata-kata Turyati, Jumat (6/8/2021).

Saat itu, RN belum mendapatkan uang pinjaman dari keluarga Sugiyono.

Kemudian, masih pada hari yang sama, sekitar pukul 18.30, Sugiyono bersama cucunya Afsya mendatangi rumah RN untuk mengajak pergi ke Kota Sintang.

Sugiyono pun mengatakan akan membantu niat RN untuk meminjam uang Rp 5 juta kepada Turyati.

Namun, RN malah meminjam uang Rp 200 ribu untuk berobat sekaligus minta tolong diantarkan ke rumah mantri menggunakan sepeda motor.

Ternyata itu hanya siasat RN untuk melancarkan perbuatannya menghabisi korban.

Baca juga: DUA Kali Terpapar Covid-19, Begini Cara Yusfa Hendri Lindungi Diri Agar tak Kembali Kena Corona

Tanpa rasa curiga, Sugiyono pun menyanggupinya dan meminjamkan uang Rp 200 ribu.

Sebelum berangkat berobat, RN ternyata sudah menyiapkan sebilah parang, tanpa sepengetahuan Sugiyono.

Malam itu, Sugiyono yang membonceng RN. Sementara cucunya berada di depan.

"Sebelum berangkat pelaku mengambil parang miliknya dan diselipkan dalam celana tanpa sepengetahuan Sugiyono," ujar AKP Hoerrudin.

Saat tiba di rumah mantri, pintunya dalam keadaan tertutup.

Kemudian RN minta diantar ke rumah adik iparnya.

Dalam perjalanan di lahan sawit blok 4 ZZAB, RN meminta Sugiyono menghentikan sepeda motor.

Alasannya, ingin buang air kecil.

Setelah turun dari sepeda motor, RN mengeluarkan parang yang diselipkan dalam celana, lalu mengibaskannya ke arah Sugiyono.

"Pelaku pura-pura kencing. Terus tebas leher korban. Cucunya terkena tebasan juga di bagian leher saat korban (Sugiyono) sempat melawan," kata Hoerrudin.

Setelah menghabisi Sugiyono dan Afsyia, RN menggunakan sepeda motor korban untuk menjemput Turyati.

RN berbohong mengabarkan bahwa cucunya Afsya menangis dan minta dijemput.

Kemudian RN membawa Turyati berkeliling terlebih dulu dan membawa ke blok 4 ZZAB, tidak jauh dari jasad Sugiyono dan Afsyia.

Di sana RN menghabisi Turyati menggunakan parang yang sama.

Setelah melampiaskan rasa sakit hatinya, RN mengembalikan sepeda motor ke rumah korban.

Dalam perjalanan RN membuang parangnya di semak-semak.

Setibanya di rumah korban, RN memarkir sepeda motor di depan pintu masuk samping dan menyimpan kunci motor di belakang pintu masuk samping.

"Pelaku beristirahat sambil melihat situasi sekitar rumah agar benar-benar aman untuk pulang. Beberapa saat kemudian, RN pulang jalan kaki," kata Hoerrudin.

Jasad korban ditemukan

Warga pertama kali menemukan jenazah Turyati (46) pada Rabu 4 Agustus 2021.

Jasad Turyati ditemukan warga di kebun sawit dan di badannya terdapat bekas hantaman benda tajam.

Berdasarkan keterangan warga jasad Turyati ditemukan pada Rabu siang, sekitar pukul 12.00 WIB.

Lokasi penemuan sekitar 1 km dari rumahnya.

Saat ditemukan kondisinya dalam posisi telungkup dengan bercak darah di bagian wajah.

Berselang satu hari dari penemuan jasad Turyati, masyarakat kembali menemukan dua jasad lainnya.

Dua korban tersebut adalah suami Turyati, Sugiyono (56) dan cucunya Afsya.

Kedua korban ditemukan pada Kamis 5 Agustus 2021 pagi.

Saat ditemukan jenazah Sugiyono dan cucunya berdempetan dan tidak jauh dari lokasi ditemukannya Turyati sehari sebelumnya.

Warga setempat memastikan ketiga jasad yang ditemukan di sekitaran kebun sawit itu merupakan satu keluarga yang terdiri dari suami istri serta cucunya.

Ada bekas bacokan sangat parah pada masing-masing korban ketika ditemukan.

Selain itu, ada 3 bekas hantaman benda tajam di bagian pipi dan leher Turyati.

Sosok pelaku

Tersangka RN (27) pekerjaan hariannya berjualan ikan.

Kadang juga mengurus kolam.

RN dikenal sebagain pemain bola Voli. Pada tahun 2020 lalu, ikut turnamen bola voli Sintang Cup.

"Dia aktif olahraga voli," ungkap Noni.

Sosok Korban

Sosok Sugiyanto dan Turyati dikenal baik dan supel oleh tetangganya.
Bahkan, rumah tangga mereka disebut harmonis. Setiap ada kegiatan desa, keduanya hadir bersama.

Pasutri ini, dikarunai dua orang anak, Vivi dan Erik.

Vivi sudah bekeluarga dan anaknya Afsya turut menjadi korban pembunuhan yang dilakukan RN.

Korban Afsya diketahui baru saja masuk TK Permata Ibu.

Sementara Erik, masih sekolah di Sintang.
"Afsya anak Vivi. Baru masuk TK Permata Ibu," ujar Muharni Noni, tetangga korban kepada Tribun Pontianak. (*)

SUMBER : TribunPontianak.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved