PROKLAMASI HUT RI
Saat Soekarno-Hatta Membacakan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945, Di Mana Soeharto?
Di mana Soeharto berada saat proklamasi RI 17 Agustus 1945 dibacakan pertama kali?
TRIBUNBATAM.id - "Mungkin 10 tahun yang lalu, banyak oang yang marah kepada pak Harto. Tapi sekarang orang mulai mengingat kembali sejarah keberhasilannya,"kata mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan kata pengantar di buku biografi 'Pak Harto: The Untold Stories' pada tahun 2011 lalu.
Sosok Presiden Soeharto memang selalalu menarik dibicarakan.
Seoharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia.
Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden.
Sejak peristiwa itu, sosok Soeharto mulai jarang muncul di depan publik.
Namun sosoknya masih selalu dikenang bahkan pada setiap pelaksanaan proklamasi Republik Indonesia.
Tentang sejarah proklamasi, ada rasa penasaran di benak sebagian besar publik, di mana Soeharto berada saat proklamasi RI 17 Agustus 1946?
Usia berapa Soeharto saat Soekarno dan Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi pertama kali? Apakah dia sudah jadi tentara waktu itu?
Baca juga: Dekat Soeharto tapi Desak Soeharto Mundur 1998, Ini Sosok Harmoko
Dilansir dari TribunJambi, banyak orang ingin mengetahui keberadaan Soeharto saat Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan.
Tapi sebelum menjawab itu, sebaiknya Anda mengetahui perjalanan karier Soeharto dari awal masuk tentara.
Berikut ini awal mula Soeharto menjadi tentara.
Soerharto merupakan satu di antara segelintir tentara yang memiliki pangkat hingga Jenderal Besar bintang lima.
Melansir Nakita, karier militer Soeharto berawal saat menjadi prajurit KNIL pada 1942 atau tentara kerajaan Hindia Belanda.
Saat Jepang menduduki Indonesia dan Belanda menyatakan menyerah, Soeharto bergabung dalam prajurit PETA (Pembela Tanah Air).
Berdekatan dengan sebelum waktu menyerahnya Jepang, Proklamasi kemerdekaan RI dibacakan Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 156, Jakarta.
Begitu Jepang kehilangan kekuasaan dan Indonesia memasuki masa transisi revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, Soeharto yang sudah memiliki keterampilan bertempur langsung bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Sebagai anggota TKR yang kemudian menjabat Batalyon X, Soeharto terlibat dalam berbagai pertempuran sengit melawan pasukan Sekutu dan Belanda.