CORONA KEPRI
Pelajar Desa di Lingga Terabas Hutan Demi Belajar Daring, Kadisdik: Bisa PTM Terbatas
Kadisdik Lingga bereaksi atas pelajar Desa Persiapan Kentar yang harus berjuang untuk bisa belajar daring.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Nasib pelajar di Desa Persiapan Kentar, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri masih memprihatinkan.
Sejumlah pelajar di sana terpaksa menempuh hutan dan menaiki bukit untuk mendapatkan akses sinyal yang bagus.
Hal itu dilakukan agar mereka bisa mengikuti pelajaran di sekolah secara daring.
Bahkan, belakangan ini para pelajar ini sanggup belajar di gubuk yang berada di bukit tersebut saat hujan lebat.
Hal ini sangat menyita perhatian warga Lingga atas perjuangan para pelajar ini.
Hal itu turut dirasakan salah seorang pelajar Desa Persiapan Kentar, Dela yang turut merasakan perjuangan saat belajar daring di gubuk kecil itu.
Pelajar SMP ini mengatakan, bahwa letih merupakan keluhan yang ia rasakan saat belajar daring.
Karena harus turut naik bukit untuk mendapatkan sinyal.
Selain itu, faktor cuaca jika hujan lebat membuatnya terkadang terpaksa harus belajar basah-basahan di gubuk kecil.
Bahkan, tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah.
"Mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan kami yang berada di pelosok," ucap Dela kepada TribunBatam.id.
Kepala Dinas Pendidikan atau Kadisidik Lingga, Junaidi Adjam mengungkapkan jika belajar tatap muka di Kabupaten Lingga bisa dilakukan sejak 23 Agustus 2021.
Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Permendagri nomor 32 tahun 2021 tentang PPKM yang dilandasi SKB 4 menteri.
"Lingga khususnya Zona Kuning dan Hijau sudah melakukan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) Terbatas.
Jadi tidak lagi menggunakan BDR/Daring.
Tidak perlu lagi daring karena sudah jelas PTM Terbatas," tegas Junaidi Adjam melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8).
Baca juga: Bintan Tunda Belajar Tatap Muka di Sekolah Hari Ini, Siswa Kembali Belajar Daring
Baca juga: Siswa SD dan SMP di Tanjungpinang Kembali Belajar Daring Besok, di Lingga Sebaliknya

Sementara Kepala SMP Negeri 1 Senayang, Edi mengatakan, sesuai dengan keadaan Zona Merah Covid-19 di Kelurahan Senayang kegiatan belajar masih di laksanakan secara daring.
"Masih daring Pak, sesuai dengan keadaan zona merah kelurahan Senayang.
Sesuai dengan instruksi dari Ketua Satgas Covid Kecamatan Senayang," ungkap Edi.
PERJUANGAN Pelajar Desa Persiapan Kentar Lingga
Sekolah daring atau jalan online membuat kesulitan pelajar-pelajar daerah untuk mendapatkan pembelajaran yang layak.
Seperti halnya para pelajar di Desa Persiapan Kentar, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Pelajar dari daerah perbatasan Kabupaten Lingga tersebut, hampir selama satu bulan ini melaksanakan sekolah daring atau Belajar Dari Rumah (BDR), karena status wilayah Kecamatan yang masih berzona merah kasus Covid-19.
Namun akibat kurangnya akses internet di daerah mereka, para pelajar baik SMP atau SMA ini rela menempuh perjalanan melewati hutan untuk naik ke bukit, demi mendapatkan akses internet yang layak.
Dengan sebuah pondok lusuh yang berada di atas bukit, menjadi tempat proses belajar siswa-siswa ini selama pandemi Covid-19.
Hal ini diceritakan Wulandari yang merupakan salah seorang warga yang menemani proses belajar pelajar ini.
Baca juga: Pelajar Sebar Video Panas Saat Belajar Daring, Aksinya Viral dan Berujung Penjara
Baca juga: ASUS Perkenalkan ASUS BR1100, Laptop Tahan Banting & Cocok untuk Belajar Daring

Wulan menceritakan, bahwa anak-anak itu terpaksa harus belajar daring, karena di Kecamatan tempat sekolah mereka banyak yang terpapar Covid-19.
Dengan memikul tas di pundak, dengan melewati hutan, perjalanan ke bukit itu pun ditempuh selama lebih kurang 15 menit dengan jalan kaki.
Wulan juga pernah mengunggah video kegigihan anak tersebut ke salah satu grup di Facebook.
"Jadi di tempat tinggal kami sekarang ini untuk sinyal sendiri sangat susah. Di kampung kampung kami yang ada sinyal hanya ada di bukit itulah.
Jadi adik-adik ini terpaksa harus bolak balik naik bukit setiap hari untuk mengikuti pelajaran online," ungkap Wulan kepada TRIBUNBATAM.id, Minggu (22/8/2021).
Angin yang kencang di atas bukit tidak menjadi penghalang anak-anak ini untuk absen pelajaran di sekolah.
Bahkan, dengan cuaca yang sering kali hujan di wilayah Lingga saat ini, tidak membuat para pelajar ini putus sekolah.
Mereka pun menggunakan terpal untuk melindungi diri mereka dari curah hujan demi melanjutkan pelajaran.
"Tapi kalau hujan lebat terpaksa adek-adek ini tak bisa ikut pelajaran," ucap wanita yang bekerja di kantor desa ini.
Wulan mengungkapkan, susahnya akses internet tidak hanya dialami generasi muda ini, namun juga warga setempat yang sudah mendapatkan jaringan telekomunikasi.
Baca juga: JUMLAH Kasus Covid-19 Kembali Naik, Belajar Daring di Singkep Lingga Diperpanjang
Baca juga: PERJUANGAN Siswa Desa Persiapan Kentar Lingga Demi Belajar Daring, Rela Naik Bukit Agar Dapat Sinyal

"Kalau orang kampung mau nelpon keluarga yang jauh, mereka juga harus naik bukit," ujarnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Pejabat Kepala Desa (Pj Kades), Wendi saat dikonfirmasi TribunBatam.id.
"Ada dua titik untuk dapatkan sinyal internet, satu di bukit dalam kampung dan satu lagi di bukit PT bekas bauksit kalau untuk kawasan Langgu. Kalau untuk kawasan repat mereka naik ke bukit Jepun," jelas Wendi.
Wendi lalu mengungkapkan, bahwa banyak orang tua di sana yang mengeluh terhadap efektivitas anak saat belajar daring.
Orang tua pun turut prihatin, atas anak-anak yang terpaksa harus turun dan naik bukit untuk mendapatkan akses internet.
Terlebih lagi jika anak yang sering bertanya ke orangtuanya tentang pelajaran di sekolah, karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal itu.
Pj Kades ini pun berharap pandemi ini cepat berlalu, sehingga anak-anak dapat belajar seperti biasa, agar dapat meningkatkan mutu pendidikan daerahnya itu.
Setidaknya, Wendi pun berharap kepada Pemerintah Kabupaten Lingga untuk membangun tower di desa itu, sebagai penunjang belajar siswa-siswi di Desa Persiapan Kentar.
"Itulah harapan kami. Kalau dari pihak desa persiapan pun tidak bisa mau bantu banyak, karena kami belum definitif," tuturnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Corona Kepri