TIPS
Cara Mengatasi Mata Lelah pada Anak Akibat Gadget, Simak Tanda dan Gejalanya
Terlalu lama menggunakan gadget selama pembelajaran daring membuat mata anak lelah, bahkan penglihatan terganggu. Orangtua wajib tahu penanganannya.
TRIBUNBATAM.id - Menggunakan gadget seperti ponsel, komputer hingga tablet dalam jangka waktu lama sering kali membuat mata cepat lelah, bahkan terganggu.
Akibatnya juga tak main-main, jika dibiarkan berlarut akan membuat kerusakan pada mata.
Namun situasi covid-19 yang mengharuskan anak belajar di rumah pakai gadget selama berjam-jam tak bisa dihindari.
Jika sebelumnya orangtua menerapkan aturan ketat dalam membatasi anak menatap layar gadget, di saat pembelajaran daring mau tidak mau anak justru harus menatap layar dalam waktu lalu.
Sindrom penglihatan komputer atau mata lelah, bukanlah kondisi medis yang hanya dialami oleh orang yang sakit.
Ini adalah istilah yang menjelaskan masalah penglihatan yang dapat terjadi saat menggunakan perangkat seperti komputer, tablet, atau ponsel.
Semakin lama menatap layar gawai, semakin besar kemungkinan mengalami sindrom penglihatan komputer.
Baca juga: 4 Rutinitas Ini Mampu Meningkatkan IQ dan Kecerdasan Anak, Apa Saja?
Baca juga: Cara Mengajarkan Sikap Tanggung Jawab pada Anak, Mulalah Kenalkan dengan Disiplin
Bahkan, jika menggunakan perangkat setiap hari, masalah mata bisa menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Salah satu tanda sindrom penglihatan komputer adalah mengalami mata kering, terutama setelah hari yang panjang di depan komputer atau ponsel.
"Saat kita menggunakan perangkat digital, kita berkedip lebih sedikit, dan kita bahkan tidak menyadarinya," kata Dr. Williamson.
“Penurunan intensitas kedipan ini juga memengaruhi mata anak-anak. Mereka kehilangan lapisan air mata, yang dapat menyebabkan mata kering, masalah penglihatan, dan ketidaknyamanan. "
Otot mata juga bisa menjadi lelah, karena terlalu banyak waktu menonton layar.
“Otot mata kita harus bekerja lebih keras untuk melihat segala sesuatunya dari dekat, bahkan ketika kita masih berusia muda,” jelas Williamson.
"Sehingga, otot mata akan menjadi lelah, ini sama seperti otot lainnya saat harus bekerja lebih berat."
Tak bisa dipungkiri, pembelajaran virtual tak baik efeknya untuk kesehatan mata anak.
Tablet, ponsel, dan layar lain tidak bagus untuk mata, berapa pun usia Anda. Tetapi anak-anak kemungkinan lebih rentan mengalami mata lelah atau sindrom penglihatan komputer, karena usia mereka.
Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak di Tengah Pandemi Covid-19, Orang Tua Jangan Mudah Marah
Baca juga: Tidak Usah Panik, Begini Cara Menangani Mimisan pada Anak
Dokter spesialis mata anak Alexandra Williamson, OD mengatakan, menatap layar bukanlah tujuan evolusi manusia.
“Penglihatan anak berkembang pesat hingga sekitar usia 10 tahun. Dan bahkan setelah itu, sistem visual mereka masih tumbuh dan berubah. Usia ketika sistem visual dianggap matang sepenuhnya berbeda untuk setiap anak,” jelasnya.
Tanda-tanda mata lelah pada anak
Anak-anak mungkin tidak mengerti atau tidak dapat memberi tahu orangtua bahwa ada gangguan pada mata mereka.
Karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua, berupa tanda-tanda kelelahan mata pada anak:
- Sering menggosok mata.
- Sering berkedip.
- Penumpukan kerak pada kelopak mata atau bulu mata.
- Mengeluh penglihatan kabur atau ganda.
Untuk menjaga kesehatan mata anak, Dr. Williamson berbagi cara mengatasi mata lelah saat anak harus menatap layar sepanjang hari.
Baca juga: 7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya bagi Kesehatan, Meningkatkan Imun hingga Bikin Jantung Sehat
Baca juga: Jangan Abaikan, Ini 5 Gejala Kanker Serviks yang Bisa Dideteksi Sejak Dini
1. Gunakan aturan 20-20-20
Jika Anda mulai melihat anak menggosok mata, bantu anak untuk sering mengistirahatkan mata dari layar dengan aturan 20-20-20.
"Setiap 20 menit, lihatlah sesuatu yang berjarak setidaknya 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mata berhenti melihat target dekat," kata Dr. Williamson.
“Untuk hasil yang lebih baik, gabungkan aturan 20-20-20 dengan bermain di luar ruangan. Waktu bermain di luar bagus untuk mata anak-anak,” imbuhnya.
Dr Williamson melanjutkan, saat anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di luar dan lebih sedikit waktu untuk melihat dari jarak sangat dekat, mereka menurunkan peluang rabun jauh.
2. Jangan menggunakan tetes mata
Berbagai jenis obat tetes mata dan air mata buatan dapat ditemukan dengan mudah di apotek. Tetapi jangan pernah gunakan semua ini pada anak Anda, tanpa berkonsultasi pada dokter mata terlebih dulu.
“Saya tidak merekomendasikan obat tetes untuk anak-anak, kecuali dokter mata mereka mengatakan untuk menggunakannya,” kata Dr. Williamson.
“Ada begitu banyak jenis, dan beberapa bisa berbahaya jika tidak digunakan dengan benar.”
3. Pemeriksaan mata rutin
Menurut Dr. Williamson, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah membawa anak ke dokter mata anak untuk menjalani pemeriksaan, bahkan jika mereka tidak memiliki masalah mata.
“American Optometric Association merekomendasikan pemeriksaan mata rutin untuk anak-anak mulai usia 6 bulan. Saat mereka berusia 5 tahun, mereka harus menemui dokter mata mereka setidaknya setahun sekali," ujarnya
Penglihatan adalah bagian penting dari kesejahteraan secara keseluruhan. Bicarakan dengan dokter anak atau penyedia perawatan mata, tentang apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mata anak. (*)