Vaksin Covid-19 Pfizer Vs Moderna, Setara di Awal Lawan Corona tapi Kini Berbeda

Sejak awal kemunculannya dua vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer dianggap setara. Namun penelitian terbaru menunjukkan perbedaan dari kedua vaksin itu

Newsweek
Vaksin Covid-19 Pfizer Vs Moderna, Setara di Awal Lawan Corona tapi Kini Berbeda. Foto ilustrasi 

TRIBUNBATAM.id - Sejak awal kemunculannya, dua vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer dianggap setara.

Keduanya meraup perspektif positif publik dunia, tentang keampuhan melawan varian virus corona.

Adapun vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna mengandalkan teknologi mRNA yang sama.

Dalam uji klinis tahap awal, keduanya memiliki kemanjuran sangat mirip terhadap infeksi simtomatik, yaitu 95 persen untuk Pfizer-BioNTech dan 94 persen untuk Moderna.

Inilah cikal bakal mengapa kedua vaksin Covid-19 tersebut kerap disebut setara.

Namun, laporan terbaru New York Times via The Straits Times menyatakan hal itu sepertinya tak sepenuhnya benar.

Studi terbaru yang diterbitkan pada Rabu (22/9/2021) di The New England Journal of Medicine, mengevaluasi efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit simtomatik.

Observasi dilakukan di sekitar 5.000 petugas kesehatan di 25 negara bagian.

Baca juga: BATAM Masih Miliki Stok Vaksin Sebanyak 7.074 Vial Sinovac hingga Moderna

Baca juga: WHO Sebut Kemanjuran Nyaris 100 Persen, Begini 3 Syarat Penerima Vaksin Moderna

Studi tersebut menunjukkan vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 88,8 persen, sedangkan Moderna 96,3 persen.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan pada hari Jumat (17/9/2021) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, menemukan bahwa efikasi vaksin Pfizer-BioNTech terhadap rawat inap turun dari 91 persen menjadi 77 persen, empat bulan setelah suntikan kedua.

Berbeda dengan vaksin Moderna yang tidak menunjukkan penurunan selama periode yang sama.

Jika kesenjangan efikasi terus melebar, hal itu dapat berimplikasi pada perdebatan tentang suntikan booster.

Sekitar 221 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech sejauh ini telah dibagikan di Amerika Serikat, sementara vaksin Moderna 150 juta dosis.

Dalam sejumlah penelitian yang diterbitkan pekan terakhir, vaksin Moderna tampaknya lebih protektif daripada vaksin Pfizer-BioNTech beberapa bulan setelah vaksinasi.

Badan-badan federal pekan ini sedang mengevaluasi perlunya suntikan ketiga vaksin Pfizer-BioNTech untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk lansia.

Para ilmuwan awalnya tidak menghiraukan perbedaan antara vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech.

Tetapi perlahan-lahan mereka yakin bahwa perbedaan itu "kecil tetapi nyata."

Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer Mirip tapi Tak Identik, Seberapa Tangguh Halau Corona?

"Asumsi dasar kami adalah bahwa vaksin mRNA berfungsi sama, tetapi kemudian kita mulai melihat perbedaan," kata Dr Natalie Dean, ahli biostatistik di Emory University di Atlanta.

"Ini bukan perbedaan besar, tapi setidaknya konsisten."

Meski begitu, perbedaannya kecil dan konsekuensi di dunia nyata tidaklah pasti.

Kedua vaksin masih sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan rawat inap, ujar Dean dan dokter lainnya.

"Ya, kemungkinan perbedaan nyata, mungkin mencerminkan apa yang ada di dua botol itu," kata Profesor John Moore, pakar virus di Weill Cornell Medicine di New York.

"Tapi sungguh, seberapa penting perbedaan ini di dunia nyata?"

"Tidak pantas bagi orang yang menggunakan Pfizer untuk panik karena mereka mendapat vaksin yang lebih inferior."

Bahkan dalam uji klinis asli dari tiga vaksin yang disahkan di AS (Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson) jelas bahwa vaksin J&J memiliki kemanjuran lebih rendah daripada dua lainnya.

Penelitian sejak itu telah membuktikan tren itu, meskipun J&J mengumumkan pekan ini bahwa dosis keduanya dapat meningkatkan kemanjurannya ke tingkat yang sebanding dengan yang lain.

Baca juga: Alasan Malaysia Hentikan Vaksin Sinovac, Gunakan Vaksin Pfizer Sebagai Gantinya

Baca juga: Terungkap Antibodi Penerima Vaksin Sinovac hanya Sepersepuluh dari Penerima Vaksin Pfizer-BioNTech

Perbedaan Tipis

Masih dilansir The Straits Times, tipisnya perbedaan muncul dari waktu ke waktu.

Vaksin tidak pernah secara langsung dibandingkan dalam studi yang dirancang dengan cermat.

Sehingga, data yang menunjukkan efek vaksin yang bervariasi sebagian besar hanya didasarkan pada pengamatan.

Hasil dari studi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk lokasi, usia populasi yang divaksinasi, serta saat mereka diimunisasi dan waktu antara kedua dosis, kata Dean.

Misalnya, vaksin Pfizer-BioNTech diluncurkan beberapa pekan sebelum Moderna untuk kelompok prioritas - lansia dan petugas kesehatan.

Kekebalan berkurang lebih cepat pada lansia, sehingga penurunan yang diamati pada kelompok yang sebagian besar terdiri dari lansia dapat memberikan kesan yang salah bahwa perlindungan dari vaksin Pfizer-BioNTech turun dengan cepat.

Mengingat peringatan tersebut, Dr Bill Gruber, wakil presiden senior di Pfizer menyebut ia tak yakin ada perbedaan.

"Saya tidak berpikir ada cukup data di luar sana untuk membuat klaim itu," ujarnya.

Tapi sekarang, studi observasional telah memberikan hasil dari sejumlah lokasi - Qatar, Mayo Clinic di Minnesota, beberapa negara bagian lain di AS - dan pada petugas kesehatan, veteran yang dirawat di rumah sakit atau masyarakat umum.

Baca juga: Studi: 2 Dosis Vaksin AstraZeneca atau Pfizer Ampuh Lawan Covid-19 Varian Delta

Baca juga: Vaksin Covid-19 Aman Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Kemanjuran Moderna melawan penyakit parah dalam studi tersebut berkisar antara 92 persen hingga 100 persen.

Angka Pfizer-BioNTech tertinggal 10 hingga 15 poin persentase.

Kedua vaksin telah berbeda lebih tajam dalam kemanjurannya melawan infeksi.

Perlindungan dari keduanya berkurang seiring waktu, terutama setelah kedatangan varian Delta.

Tetapi nilai vaksin Pfizer-BioNTech turun lebih rendah.

Dalam dua penelitian terbaru, vaksin Moderna 30 poin persentase lebih baik dalam mencegah penyakit parah.

Beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat antibodi yang diproduksi oleh vaksin Pfizer-BioNTech adalah sepertiga hingga setengah dari yang diproduksi oleh vaksin Moderna.

Namun penurunan itu sepele, kata Moore seperti dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: PM Singapura Lee Hsien Loong Menerima Dosis Pertama Vaksin Pfizer-BioNTech

Baca juga: Pfizer-BioNTech Klaim Vaksinnya 100 Persen Efektif untuk Anak Usia 12-15 Tahun

Sebagai perbandingan, ada perbedaan lebih dari 100 kali lipat dalam tingkat antibodi di antara individu yang sehat.

Namun, para ahli lain mengatakan kumpulan bukti menunjukkan perbedaan yang perlu ditelusuri.

Setidaknya, pada orang yang merespons vaksin dengan lemah, termasuk orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan gangguan kekebalan.

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved