LINGGA TERKINI
Tradisi Mandi Safar di Lingga Kepri, Budaya Melayu Dipercaya Menolak Bala
Tradisi mandi safar sudah menjadi budaya khas Melayu di Lingga Kepri. Sejumlah objek wisata pun ramai dipadati warga.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
“Pemerintah Kabupaten Lingga sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mendukung penuh pelaksanaan ini yang juga merupakan tradisi budaya Melayu Kabupaten Lingga secara turun-temurun," kata Siswandi.
Selesai melaksanakan pemandian safar secara simbolis kepada beberapa anak-anak dimasjid Al Hidayah, rombongan Asisten III dijamu makanan khas Melayu Lingga Nasi Dagang yang berbungkus daun pisang.
Usai menyantap makanan yang dihidangkan, rombongan bergerak menuju sungai untuk kembali melanjutkan tradisi mandi safar yang dimeriahkan oleh anak-anak yang bergembira menyambut acara tahunan ini.
Air yang dimandikan diletakkan daun yang bertuliskan ayat-ayat suci Al-Quran, yang bermakna untuk menolak diri dari berbagai mala petaka dan fitnah-fitnah yang tidak diinginkan.
TEMPAT Wisata Diserbu Warga
Tradisi bulan safar kembali disambut masyarakat Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
Selain makan bersama di pagi hari dan mandi safar, masyarakat juga memeriahi bulan Safar 2021 ini dengan menikmati wisata di wilayah setempat, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Cuaca Besok di Lingga, BMKG Kelas III Dabo Singkep: Waspada Hujan Lebat
Baca juga: Warga Lingga Ini Puluhan Tahun Angkut Air dari Sumur, Bantuan Baru Terealisasi
Setidaknya ada ratusan warga di seluruh wilayah Lingga yang berbondong-bondong mengisi waktu bulan Safar itu di tempat wisata.
Biasanya tradisi dilakukan setiap Rabu terakhir di bulan Safar.
Dalam pantauan TribunBatam.id, salah satu tempat wisata di Lingga Pantai Sunset di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat tampak padat pengunjung melebih biasanya.
Dari luar area, tampak kendaraan membludak hingga memadati lokasi.
Kegiatan di wisata itu pun diisi dengan berkumpul keluarga, makan bersama, hingga mandi di air laut sebagai indentiknya tradisi safar.
Pengunjung yang datang merupakan warga lokal dan juga warga luar Desa Sungai Buluh.
Selain itu di tempat wisata lain, Air Terjun Batu Ampar juga dipadati pengunjung yang berenang.
Pengelola tempat wisata batu Ampar, Arsak mengatakan, hari itu pengunjung cukup ramai melakukan Safar jika di bandingkan hari biasa.