HUMAN INTEREST

Curhat Githa Charamoy, Female DJ Batam yang Kehilangan Banyak Job saat Pandemi Covid

Sudah hampir 2 tahun, Githa Charamoy, Female DJ di Batam kehilangan banyak job akibat pandemi covid. Padahal, tuntutan hidup semakin melilit

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Curhat Githa Charamoy, Female DJ Batam yang Kehilangan Banyak Job saat Pandemi Covid. Foto Yugita atau dikenal dengan nama panggung DJ Githa Charamoy, seorang female DJ di Batam 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Selama pandemi Covid-19 melanda, hampir seluruh pelaku usaha mengeluh. Tak terkecuali para pelaku usaha industri hiburan di Kota Batam.

Seperti curahan hati (curhat) Yugita (22) atau cukup dikenal dengan nama DJ Githa Charamoy, seorang disc jockey perempuan (Female DJ) di Batam.

Sudah hampir dua tahun lamanya, Githa kehilangan banyak job. Padahal, tuntutan hidup semakin melilit.

Apalagi sejak ayahnya wafat dan sang ibu memilih untuk menikah lagi, mau tak mau Githa harus menjadi tulang punggung untuk adik semata wayangnya.

Walau terasa berat di tengah kondisi serba sulit seperti sekarang, Githa tak ingin berkecil hati. Baginya, hidup semacam rangkaian doa yang panjang.

Jika mengeluh, tentu berat untuk mencari jalan keluar dari semua persoalan.

"Saya mulai jadi female DJ itu sejak tahun 2017. Saya memilih profesi ini karena tuntutan hidup," ujar Githa saat diwawancarai Tribun Batam, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Inilah Kisah Sukitman, Agen Polisi yang Lolos dari Lubang Buaya pada Peristiwa G30S/PKI

Baca juga: Kisah Yosh Jadi Videografer Andal di Batam, Pernah Hanya Diupah Nasi Bungkus

Sedari awal, anak keempat dari 5 bersaudara ini memang tak ingin merepotkan keluarganya.

Karena itu, Githa lebih memilih untuk hidup mandiri. Bekerja banting tulang agar tak merengek sana sini untuk sekadar mendapatkan sesuap nasi atau biaya sehari-hari.

"Awalnya, saya dulu sering jadi penyanyi cari saweran ke sana sini. Tapi akhirnya ketemu kawan yang menganjurkan jadi DJ saja," kenangnya.

Sebagai seorang DJ pendatang baru, tentu tak mudah bagi Githa untuk melewati kerasnya persaingan di industri hiburan.

Walau profesi ini cukup menjanjikan baginya, tapi tetap ada proses yang harus dilewati.

Belum lagi saat memulai karier, Githa harus menerima cemoohan banyak orang.

"Saya juga sering diremehkan sebagai pendatang baru. Jadi agak kesulitan cari job di awal-awal melangkah," ujar Githa lagi.

Tapi ia tak mau larut dalam cemoohan itu dan memilih untuk bangkit dan terus berkarya.

Walaupun selama pandemi, hampir 80 persen job manggungnya hilang akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat.

"Untung saja saya masih menerima endorse. Jadi ada penghasilan sedikit-sedikit walaupun hanya di rumah," lanjut perempuan asal Garut ini.

Kini, di tengah melandainya jumlah kasus Covid-19 di Kepri, khususnya Batam, Githa berharap geliat ekonomi di industri hiburan bisa kembali bangkit seperti sedia kala.

Mengingat, sinyal dari pemerintah untuk menggalakkan industri pariwisata di Batam juga sedang gencar-gencarnya.

"Saya pun ke depan juga berniat untuk membuka salon kecantikan dan studio DJ sendiri. Jadi, ada penghasilan tambahan dan tinggal monitor saja dari rumah," tambahnya.

Sementara itu, Githa mengakui jika bayaran untuknya tak sedikit. Kalau manggung di luar kota, ia bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 10 juta.

Kalau hanya manggung di kota sendiri, ia bisa meraup penghasil di kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.

"Kalau tampil di kota sendiri, harganya masih wajar," pungkasnya.

(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita tentang Batam

Berita tentang Human Interest Story

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved