Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Daging Ayam Ras Sumbang Inflasi di Batam
BPS Batam mencatat, kenaikan harga minyak goreng dan daging ayam ras sejak Januari hingga Oktober 2021 sumbang inflasi di Batam
Kenaikan minyak goreng saat ini tentunya berdampak besar bagi masyarakat.
Terlebih lagi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sebut saja penjual gorengan dan ayam penyet yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama dalam memasak.
Tak tanggung-tanggung, salah seorang pedagang di pasar Aviari, Batu Aji, Sardi (55) mengatakan kenaikan minyak goreng sudah terjadi sebanyak enam kali.
"Kebetulan saya tadi baru ambil minyak goreng di agen. Saat ini masih naik untuk minyak goreng kemasan, kenaikan ini bukan Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu. Bahkan tembus mencapai Rp 4 ribu per bungkusnya," ucap Sardi kepada TribunBatam.id, Senin (1/11/2021).
Sardi menjual beberapa merek minyak goreng kemasan, untuk minyak goreng curah ia tidak menjual ke pelanggan.
Harga minyak goreng kemasan ukuran 1 liter ia jual dengan harga Rp 16 ribu.
Sedangkan untuk ukuran 2 liter dijual Rp 31 ribu.
Sementara itu minyak ukuran 5 liter dijual Rp 98 ribu dengan harga awal Rp 60 ribu.
Kemudian minyak goreng botol ukuran 500 mililiter dijual Rp 9 ribu.
"Sebelum minyak naik, harga awalnya itu kalau yang 1 liter Rp 13 ribu. Untuk yang 2 liter Rp 27 ribu terakhir harga yang saya peroleh," jelasnya.
Baca juga: Minyak Goreng hingga Bayam Sumbang Inflasi Batam dan Tanjungpinang pada September
Baca juga: PROMO Indomaret dan Alfamart di Akhir Pekan Ini, Harga Beras dan Minyak Goreng Lebih Murah
Di tempat yang berbeda, seorang penjual sembako yang juga menjual minyak goreng kemasan, Leni mengatakan akibat minyak goreng naik sejumlah pembeli pun ikut menurun sejauh ini.
"Akhir-akhir ini memang menurun pembeli yang beli minyak goreng. Makanya kami tidak ambil stok banyak ke agen. Kemungkinan katanya nanti akan ada kenaikan lagi, tapi tidak tau lebih jelasnya," kata Leni.
Tidak hanya para pembeli saja yang mengeluhkan naiknya harga minyak goreng yang melonjak drastis, pedagang pun turut mengeluhkan kenaikan minyak goreng ini.
Pasalnya mereka harus menambah modal lebih untuk bisa menjual kembali minyak goreng tersebut.