Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Daging Ayam Ras Sumbang Inflasi di Batam

BPS Batam mencatat, kenaikan harga minyak goreng dan daging ayam ras sejak Januari hingga Oktober 2021 sumbang inflasi di Batam

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Daging Ayam Ras Sumbang Inflasi di Batam. Foto Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Pusat Statisik (BPS) Kota Batam mencatat inflasi Oktober 2021 sebesar 0,32 persen. Melalui angka tersebut inflasi Januari hingga Oktober 2021 sebesar 0,98 persen.

"Inflasi kita yang 0,32 persen itu lebih disebabkan karena pergerakan pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau," ujar Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto, Sabtu (6/11/2021).

Selain itu adanya peningkatan transportasi komoditi. Utamanya adalah tarif angkutan udara mengalami kenaikan sebesar 1,75 persen.

Selebihnya, ada beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga dan penurunan indeks sebesar 0,31 persen. Contohnya peralatan pribadi dan jasa lainnya.

"Kenapa terjadi inflasi karena ada beberapa faktor," katanya.

Ada sejumlah komoditas yang terus mengalami kenaikan harga. Di antaranya cabai merah, minyak goreng, daging ayam ras, rokok kretek filter ataupun rokok putih, cabai rawit dan bensin.

Sementara itu, komoditi yang mengalami penurunan di Oktober 2021 adalah sayur-sayuran, seperti bayam, sawi hijau dan kangkung. Termasuk juga bawang merah.

Baca juga: HARGA Tiket Pesawat dan Minyak Goreng Picu Inflasi Kepri Selama Oktober 2021

"Yang menjadi perhatian, kenaikan daging ayam ras sepanjang Januari hingga Oktober. Kedua terbesar yakni 0,04 persen. Cukup tinggi setelah minyak goreng," katanya.

Minat Pembeli turun

Diberitakan, harga minyak goreng yang melambung masih saja dikeluhkan sejumlah warga Batam, Provinsi Kepri.

Seorang pedagang di Pasar Aviari Batuaji bahkan mengungkap, naiknya harga minyak goreng terjadi sebanyak 6 kali.

Naiknya harga minyak goreng ini tentu menjadi kesulitan bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga.

Minyak goreng sendiri menjadi kebutuhan paling dasar dalam memasak makanan.

Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni), Bernard Riedo mengungkapkan, melambungnya harga minyak goreng dipengaruhi meningkatnya harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil/CPO di pasar internasional.

Baca juga: HARGA Minyak Goreng di Lingga Tembus Rp 18.000 per Liter, Naik Rp 4.000

Baca juga: TERUNGKAP! Ternyata Ini Pemicu Harga Minyak Goreng Naik dan Bikin Pedagang Batam Menjerit 

Sejalan dengan naiknya harga bahan baku tersebut, maka melonjaknya harga minyak goreng tak bisa terhindarkan.

Kenaikan minyak goreng saat ini tentunya berdampak besar bagi masyarakat.

Terlebih lagi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sebut saja penjual gorengan dan ayam penyet yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama dalam memasak.

Tak tanggung-tanggung, salah seorang pedagang di pasar Aviari, Batu Aji, Sardi (55) mengatakan kenaikan minyak goreng sudah terjadi sebanyak enam kali.

"Kebetulan saya tadi baru ambil minyak goreng di agen. Saat ini masih naik untuk minyak goreng kemasan, kenaikan ini bukan Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu. Bahkan tembus mencapai Rp 4 ribu per bungkusnya," ucap Sardi kepada TribunBatam.id, Senin (1/11/2021).

Sardi menjual beberapa merek minyak goreng kemasan, untuk minyak goreng curah ia tidak menjual ke pelanggan.

Harga minyak goreng kemasan ukuran 1 liter ia jual dengan harga Rp 16 ribu.

Sedangkan untuk ukuran 2 liter dijual Rp 31 ribu.

Sementara itu minyak ukuran 5 liter dijual Rp 98 ribu dengan harga awal Rp 60 ribu.

Kemudian minyak goreng botol ukuran 500 mililiter dijual Rp 9 ribu.

"Sebelum minyak naik, harga awalnya itu kalau yang 1 liter Rp 13 ribu. Untuk yang 2 liter Rp 27 ribu terakhir harga yang saya peroleh," jelasnya.

Baca juga: Minyak Goreng hingga Bayam Sumbang Inflasi Batam dan Tanjungpinang pada September

Baca juga: PROMO Indomaret dan Alfamart di Akhir Pekan Ini, Harga Beras dan Minyak Goreng Lebih Murah

Di tempat yang berbeda, seorang penjual sembako yang juga menjual minyak goreng kemasan, Leni mengatakan akibat minyak goreng naik sejumlah pembeli pun ikut menurun sejauh ini.

"Akhir-akhir ini memang menurun pembeli yang beli minyak goreng. Makanya kami tidak ambil stok banyak ke agen. Kemungkinan katanya nanti akan ada kenaikan lagi, tapi tidak tau lebih jelasnya," kata Leni.

Tidak hanya para pembeli saja yang mengeluhkan naiknya harga minyak goreng yang melonjak drastis, pedagang pun turut mengeluhkan kenaikan minyak goreng ini.

Pasalnya mereka harus menambah modal lebih untuk bisa menjual kembali minyak goreng tersebut.

Seorang pembeli, Sarah yang mendatangi pasar Aviari ketika ditanya dirinya lebih memilih minyak goreng kemasan ukuran 500 mili liter untuk memasak.

Selain harganya yang masih terjangkau, ini merupakan langkah berhemat saat menggunakan minyak goreng untuk memasak.

"Ya lebih milih yang 500 mili liter sih biar pakai nya hemat, kalau beli yang 1 liter kadang boros jadi cepat habis. Harus pinter-pinter sekarang gunain minyak goreng agar tidak boros," sebut Sarah.

Tidak hanya minyak goreng, harga telur ayam pun diketahui merangkak naik.

Baca juga: Minyak Goreng & Produk Susu Lebih Murah, Berikut Katalog Promo Terbaru Indomaret, Berlaku di Batam

Baca juga: NGAKU Temukan Sabu di Tempat Sampah Pasar Aviari, Seorang Pemuda Ditangkap Polisi

Pantauan di Pasar Aviari Batuaji Batam, pedagang mengakui adanya kenaikan harga telur ayam saat ini.

Kenaikan komoditi pastinya menjadi kekhawatiran bagi masyarakat.

Ditambah lagi saat ini pandemi belum usai, namun harus dihadapkan dengan kenaikan harga beberapa barang sembako.

Mengingat tidak lama lagi natal dan tahun baru pun akan tiba, kenaikan harga sembako tentunya harus menjadi perhatian dari pemerintah.

Berdasarkan pantauan di lapangan, selain minyak goreng, telur ayam juga mengalami kenaikan harga Rp 4 ribu per 10 butir.

Pedagang yang menjual telur ayam per pax dengan isi 10 butir dijual Rp 15 ribu.

"Biasanya kita jual telur ayam itu 10 butir Rp 11 ribu, dan per biji ada yang Rp 1.200 ada yang Rp 1.100, memang lebih hemat belinya per pax," kata Narti, seorang penjual telur ayam.

Biasanya, kata Narti, harga 1 ikat telur ayam yang isinya lima papan dijual oleh Narti Rp 190 ribu.

"Minggu kemarin itu kita jual telur ayam per 10 butir Rp 12.500, sekarang sudah naik lagi jadi Rp 15 ribu. Kalau minggu kemarin per lima papan masih dapat Rp 155 ribu, kalau sekarang malah naik lagi," ungkapnya.

Pedagang berharap kenaikan sejumlah komoditi bahan pokok ini bisa segera teratasi.

Mengingat bahwa pedagang harus mengeluarkan modal lebih untuk menyediakan kebutuhan pembeli yang mau tidak mau harus disediakan.(TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi/RAHMA TIKA)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved