Sumbang Inflasi Terbesar di Batam, Kenaikan Harga Minyak Goreng Bikin Pedagang Menjerit
Harga minyak goreng menjadi penyumbang inflasi terbesar di Batam. Bukan itu saja, kenaikan harga tersebut juga membuat pedagang dan warga menjerit.
Penulis: Beres Lumbantobing |
Inflasi terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,36 pada September 2021 menjadi 105,70 pada Oktober 2021.
Inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2021 sebesar 0,98 persen.
Inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 2,37 persen.
Kota Tanjungpinang (salah satu dari dua kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau) juga mengalami inflasi sebesar 0,16 persen sehingga deflasi gabungan 2 kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,30 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu transportasi naik sebesar 1,75 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,59 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,45 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,31 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik sebesar 0,19 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,06 persen.
"Dari 370 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 86 komoditas mengalami kenaikan harga dan 80 komoditas mengalami penurunan harga," ungkap Rahmad.
Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki turun sebesar 0,17 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya turun sebesar 0,20 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turun sebesar 0,30 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan.
Pedagang dan Konsumen Menjerit
Harga minyak goreng di sejumlah daerah terus merangkak naik.
Pedagang berharap pemerintah dapat mengendalikan harga minyak goreng ini agar tidak terlalu mahal.
Di Pasar Sei Harapan, Sekupang misalnya, harga minyak goreng kemasan dua liter yang semula Rp 27 ribu, kini naik menjadi Rp 34 ribu.
Sedangkan harga minyak curah per kilo awalnya Rp 14 ribu sekarang dijual Rp 19 ribu.
"Kenaikannya cukup besar dan sangat berpengaruh terhadap penjual. Harapannya ada langkah nyata dari pemerintah untuk menstabilkan lagi harga minyak goreng ini," ujar Andika, salah seorang pedagang di Pasar Sei Harapan, Sekupang, Selasa (9/11/2021).
Kenaikan harga minyak goreng ini tak hanya dikeluhkan pedagang, namun juga pembeli. Anisa, warga Tiban mengaku terpaksa membeli minyak curah karena lebih murah.