Sumbang Inflasi Terbesar di Batam, Kenaikan Harga Minyak Goreng Bikin Pedagang Menjerit
Harga minyak goreng menjadi penyumbang inflasi terbesar di Batam. Bukan itu saja, kenaikan harga tersebut juga membuat pedagang dan warga menjerit.
Penulis: Beres Lumbantobing |
"Kalau minyak goreng kemasan mahal sekali harganya," ujarnya.
Kenaikan harga minyak goreng juga terjadi di daerah lainnya yaitu di Pasar Victoria, Tanjung Riau, Sekupang. Tingginya harga minyak ini dikeluhkan oleh banyak konsumen.
Pedagang di Pasar Victoria, Aris mengaku konsumen memang tetap membeli. Namun, jumlah pembeli minyak goreng berkurang.
"Biasanya beli kemasan 2 liter, sekarang beralih ke kemasan 1 liter," ungkap Aris.
Rahma salah seorang konsumen mengakui jika saat ini lebih sering membeli kemasan 1 liter ketimbang 2 liter.
Namun begitu hal ini tidak berpengaruh terhadap konsumsi setiap hari.
Pasalnya minyak goreng 1 liter ini hanya bertahan antara 3 sampai 4 hari saja.
"Malahan lebih sering beli, harapan kita harga bisa kembali normal. Kasihan warga kecil seperti, untuk membeli minyak goreng saja sudah kesusahan," katanya.
Naiknya minyak goreng ini juga dikeluhkan oleh pedagang gorengan.
Sopian, pedagang gorengan di Marina mengaku membutuhkan 10 liter minyak goreng untuk berjualan gorengan.
Untuk menekan biaya minyak goreng, dia mengurangi takaran minyak dan proses menggoreng dilakukan lebih cepat.
"Minyaknya yang dikurangi, kalau tidak begitu ya rugi," imbuhnya.
Sementara dari sisi harga, gorengan yang ia jual tidak bisa dinaikan mengingat akan membuat kabur para konsumennya.
"Ini saja harga Rp 1 ribu sudah pada minta kurang, gimana mau dibikin lagi. Bisa-bisa gak laku gorengan saya," ujar Sopyan. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google