JELAJAH PULAU

KISAH Komandan Belanda Tewas Makan Durian di Pulau Kepala Jeri Batam

Pulau Kepala Jeri adalah saksi bisu yang usianya lebih dari satu abad. Konon, pulau itu sudah jadi kebun karet sejak tahun 1901. Simak kisahnya.

TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Muhammad Bin Dola bersantai bersama warga di dermaga Pulau Kepala Jeri pada sore hari. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pulau Kepala Jeri adalah saksi bisu yang usianya lebih dari satu abad.

Konon, pulau itu sudah jadi kebun karet sejak tahun 1901.

Jejaknya masih ada, bangunan mess pekerja yang didatangkan dari Pulau Jawa serta bangunan tempat prajurit Belanda yang tak terawat.

Pulau ini juga jadi basis pertahanan sukarelawan saat konfrontasi Indonesia-Malaysia

Di Pulau Kepala Jeri hanya ada satu bangunan Sekolah Dasar (SD) dengan tiga ruang kelas dan satu ruang guru.

Itu “kelas jauh” dari SDN 006 yang ada di Pulau Kasu.

Kondisi gedung SD paduan warna hijau tua dan hijau muda itu tampak kusam. Plafon ruang kelas tampak menganga.

Lantai berdebu, cat dinding yang mulai terkelupas, tumpukan buku-buku pelajaran yang juga kusam, tatanan meja dan kursi belajar yang telah rusak saling bertimpa memperlengkap buruknya kondisi sekolah ini.

Di ruang kelas hanya ada beberapa buah meja, sesuai dengan jumlah siswa yang ada.

Total murid dari kelas 1 sampai 6 yang sekolah di sini hanya 17 orang.

Mereka diajar tiga guru secara bergantian. Lingkungan sekolah dikelilingi rimbunan pepohonan, tidak ada lapangan.

Baca juga: TERUNGKAP! 5 Siswa SPN Dirgantara Batam Mengaku Alami Kekerasan Sejak 3 Tahun Lalu

Baca juga: 11 ASN Pemko Tanjungpinang Dapat Surat Cinta Dari BKPSDM Gegara Lama Tak Ngantor

Hingga saat ini, sekolah itu belum mendapatkan perhatian.

Menurut seorang guru bernama Sukarmiyanto, jumlah murid yang sedikit menyulitkan Pemko Batam mengucurkan dana renovasi.

Kepala Jeri saat ini ditinggali 94 kepala keluarga.

Penduduk umumnya bermata pencarian sebagai nelayan dan juga penoreh getah karet yang ada di pulau itu. Hanya saja, kata warga, harga getah yang hanya Rp 12 ribu per kilogram masih sangat jauh dari harapan warga.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved