WISATA KEPRI
Pakaian Khas Kepri Sarat Makna dan Pesan Positif Bagi Pemakainya
Berikut sejarah pakaian khas Melayu, Provinsi Kepri yang masih lestari sampai sekarang.
Sultan Ketiga Kesultanan Melayu Malaka itu memerintahkan rakyatnya, terutama laki-laki untuk mengenakan baju yang rapi dan bersih saat pergi shalat jumat.
Dulu, baju Melayu dibuat agak pendek dan ketat seperti baju pesilat.
Namun, lama kelamaan dibuat sedikit lebih longgar seperti sekarang.
Bukan tanpa alasan, potongan maju model kurung yang sedikit memanjang menyerupai model tunik ini memiliki filosofi tersendiri.
Baca juga: Pulau Ini Menyimpan Sejarah Kerajaan Melayu, Cicip Juga Kuliner Khasnya
Baca juga: Lokasi Wisata Anambas Ini Instagramable Banget, Dilengkapi dengan Permainan Anak

Melansir situs Dispar Kepri, ketika seseorang memakai baju kurung, maka ia sudah terikat dengan perbagai macam aturan atau rambu-rambu yang seharusnya dipatuhi.
Baju Kurung mengandung makna bahwa orang yang memakainya dikurung oleh adat dan syariat Islam.
Maka, mereka yang mengenakan baju kurung hendaknya memelihara kehormatan dan menjaga aib.
Apabila memakai baju Melayu, duduk jangan membuat malu, tegak jangan mencari seteru, berjalan jangan mengharu biru, bercakap jangan lidah berbulu.
BAJU Kurung Cekak Musang
Baju kurung Cekak Musang berasal dari Telung Belanga, Singapura.
Awalnya, jenis baju ini bernama 'baju Wan'.
Nama itu diambil dari nama seorang penduduk Teluk Belanga, yakni Haji Wan Othman.
Menurut catatan sejarah, dia pernah mengenakan baju kurung jenis cekak musang untuk menghadap raja.
Baju itu sangat indah dengan kancing yang terbuat dari emas dan permata.
Tak pelak, sang Raja terpesona dengan baju yang dikenakan oleh Wan Othman.