Fakta-fakta Covid-19 Varian Botswana dari Afrika Selatan, Punya 10 Mutasi Virus Bikin Geger Dunia
Varian baru Botswana saat ini masuk klasifikasi varian virus corona dalam pemantauan atau Variant Under Monitoring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
TRIBUNBATAM.id - Jumlah mutasi virus corona varian Botswana yang begitu banyak, laporan tentang kemunculannya menjadi perhatian penting dunia.
Varian Botswana saat ini masuk klasifikasi varian virus corona dalam pemantauan atau Variant Under Monitoring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Munculnya varian Botswana dari Afrika Selatan membuat beberapa negara mulai melakukan pelarangan penerbangan dari dan ke Afrika Selatan, untuk mencegah penularan Covid-19 lebih besar.
Varian baru Covid-19 terdeteksi pertama kali di Botswana, Afrika Selatan, yang diumumkan Menteri Kesehatan Joe Phaahla pada Kamis (25/11/2021).
"Awalnya terlihat seperti beberapa wabah cluster, tetapi sejak kemarin, indikasi datang dari ilmuwan kami dari Network of Genomic Surveillance (Jaringan Pengawasan Genomik) bahwa mereka sedang mengamati varian baru," kata Phaahla, pada Kamis (25/11/2021), dikutip dari CNN, Jumat (26/11/2021).
Baca juga: UPDATE Aturan Masuk Indonesia, Satgas Covid-19 Terbitkan Surat Edaran Cegah Varian Omicron
Baca juga: Kemenkes Waspadai Batam Soal Varian Omicron, Gejala dan Tingkat Fatalitas Masih Diteliti
Pernyataan itu menggegerkan dunia, sebab, fakta varian Botswana ini membawa banyak mutasi virus corona.
Berikut adalah fakta-fakta tentan varian baru virus corona dan kenapa menjadi kekhawatiran banyak negara:
1. Varian baru terdeteksi di Botswana
Varian baru virus corona ini ditemukan pertama kali di Botswana, Afrika Selatan.
Varian yang dilabeli dengan B.1.1.529 ini, dibawa pelancong ke Hong Kong dari Afrika Selatan.
Pejabat setempat menduga bahwa varian baru Botswana tersebut yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di negara ini.
"Kami telah mendeteksi varian baru yang menjadi perhatian di Afrika Selatan," kata ahli virologi Tulio de Oliveira.
2. Varian Botswana punya 10 mutasi virus
Ilmuwan Afrika Selatan yang tergabung dalam National Institute for Communicable Diseases (NICD) mengungkapkan bahwa varian bari dari Botswana ini membawa banyak mutasi virus corona.
Berdasarkan pengurutan genom yang telah dilakukan.
Baca juga: Sempat Ramai Twit Covid-22, Lalu Heboh Varian AY.4.2, Benarkah Bagian Corona? Ini Penjelasannya
Baca juga: Hoaks Sepekan Terakhir Varian Delta India Tidak Ada hingga Vaksin Pfizer untuk Lacak Manusia
De Oliveira, yang juga Direktur Center for Epidemic Response and Innovation, mengatakan bahwa varian B.1.1.529 memiliki lebih banyak mutasi virus corona.
Jika varian Beta yang juga terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan memuat tiga mutasi virus, sedangkan varian Delta mengandung dua mutasi virus corona.
Sementara varian baru Covid-19 dari Botswana, diketahui mengandung 10 mutasi virus corona.
"Kekhawatirannya adalah ketika Anda memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku," Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan dalam konferensi pers virtual dikutip dari Science Alert, Jumat (26/11/2021).
Oleh sebab itu, kata Van Kerkhove, diperlukan waktu untuk memahami apa dampak yang akan ditimbulkan varian B.1.1.529 tersebut terhadap vaksin potensial yang telah dikembangkan dan digunakan saat ini.
"Varian ini mengandung banyak mutasi yang tidak kita kenal," kata salah satu ilmuwan Afrika Selatan Penny Moore.
3. Varian Botswana jadi Variant Under Monitoring
Banyaknya jumlah mutasi virus corona yang dimiliki varian baru dari Botswana, laporan tentang munculnya varian tersebut menjadi perhatian penting dunia.
Saat ini, varian Botswana telah diklasifikasikan sebagai varian virus corona yang dalam pemantauan atau Variant Under Monitoring.
Baca juga: Singapura Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Varian AY.4.2, Turunan Delta Serang Inggris
Baca juga: Dunia Belum Tenang! Ini Daftar Negara Terjangkit Varian Covid-19 Omicron dari Afrika Selatan
4. Varian Botswana menghindari kekebalan
Kekhawatiran lain terhadap varian baru ini adalah kemampuannya yang disebut dapat menghindari kekebalan.
Kendati demikian, para pejabat mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan dampak mutasi pada kemanjuran vaksin Covid-19 yang telah digunakan saat ini.
Para ilmuwan mengatakan bahwa perlu lebih banyak studi untuk memahami tingkat keparahan klinis dari infeksi varian baru Botswana tersebut dengan membandingkan dengan varian Covid-19 sebelumnya.
De Oliveira menambahkan, signifikansi dari varian B.1.1.529 Botswana ini masih belum pasti.
Selain itu, alat terbaik yang dimiliki saat ini untuk melawan varian-varian virus corona adalah dengan vaksin.
Bahkan, menurutnya, studi laboratorium masih perlu dilakukan untuk menguji vaksin dan potensi penghindaran kekebalan yang diduga bisa dilakukan varian baru virus corona tersebut.
5. Varian baru Botswana menular sangat cepat
Menurut National Institute for Communicable Diseases (NICD) yang dikelola pemerintah Afrika Selatan, ada 22 kasus Covid-19 dari infeksi varian B.1.1.529 yang tercatat di negara tersebut setelah dilakukan pengurutan genom.
NICD mengatakan jumlah kasus varian baru Botswana yang terdeteksi dan persentase orang yang dites positif, menunjukkan peningkatan penyebaran yang sangat cepat di tiga provinsi di negara itu.
Baca juga: Gubernur Kepri Ansar Ahmad Berbagi Kiat Tangkal Covid-19 Varian Delta
Baca juga: Covid-19 Varian AY.4.2 Gentayangan di Inggris, Apa Itu dan Benarkah Sudah Masuk Indonesia?
Kasus Covid-19 varian Bostwana tersebut juga terdeteksi di kota Gauteng, yakni pusat perekonomian Afrika Selatan, Johannesburg dan ibu kota Pretoria.
Akibat munculnya varian baru Botswana dari Afrika Selatan, beberapa negara mulai melakukan pelarangan penerbangan dari dan ke Afrika Selatan untuk mencegah penularan Covid-19 yang lebih besar.
Salah satunya dilakukan Inggris, kendati penyebaran varian B.1.1.529 belum dilaporkan terdeteksi di negara tersebut.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan penerbangan ke Inggris dari Afrika Selatan, Namibia, Lesotho, Botswana, Eswatini dan Zimbabwe akan ditangguhkan mulai Jumat tengah hari.
Seperti dilnsir dari Kompas.com, keenam negara akan ditambahkan ke daftar merah.
Hal ini berarti bahwa penduduk Inggris, baik warga negara Inggris maupun Irlandia yang tiba di rumah dari titik keberangkatan tersebut harus menjalani karantina hotel selama 10 hari dengan biaya sendiri.
"UKHSA sedang menyelidiki varian baru. Lebih banyak data diperlukan tetapi kami mengambil tindakan pencegahan sekarang," kata Javid.
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)