Kasus Kekerasan Anak Marak saat Akhir Tahun, Kepri Bagaimana?
Akhir tahun 2021 digemparkan dengan banyaknya kasus kekerasan anak. Bagaimana dengan Provinsi Kepri?
"Sudah dua orang yang berani melapor dan kami melakukan pendampingan," kata Ketua KPAID, Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.
Ato mengungkapkan, dari hasil penelusuran KPAID ada sembilan santriwati yang menjadi korban percabulan guru pesantrennya.
Ia menyebutkan, dari sembilan yang sementara ini sudah diketahui, baru dua santriwati yang berani melapor.
"Pesantrennya ada di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, dan belum bisa kami sebutkan. Kedua korban melapor dengan disertai sejumlah bukti yang bisa dijadikan pegangan penyidik," kata Ato.
Lantas bagaimana dengan Kepri?
Dua kasus yang ditangani anggota Polsek Sekupang baru-baru ini setidaknya menjadi bukti jika kasus kekerasan terhadap anak, apalagi kekerasan seksual masih belum redup.
Kasus pertama siswi SMA berinisial Ba (17) yang mengaku dinodai oleh pemilik salon berinsial Ss (35) yang terjadi pada 29 November 2021.
Baca juga: Tingkat Kekerasan Anak dan Perempuan di Kepri Tinggi Jadi Atensi Gubernur
Baca juga: Fashion Show Berakhir Pilu, Anak di Bawah Umur Kini Hamil Hasil Hubungan Terlarang
Kemudian kasus kedua dimana pria 53 tahun berinsial Jb berbuat tak pantas dengan anak berumur 6 tahun yang masih ada hubungan darah dengannya.
Ia bersama istri bahkan sempat kabur hingga Meranti, Provinsi Riau.
Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Provinsi Kepri.
Hingga 2021, setidaknya ada 256 anak menjadi korban kekerasan.
Rinciannya 181 perempuan dan 75 laki-laki.
Dari jumlah itu pula, anak yang menjadi korban kekerasan seksual di Kepri sebanyak 160 orang.
Kasus kekerasan seksual tersebut paling banyak terjadi di Kota Batam dengan jumlah 81 kasus, dan 35 kasus di Tanjungpinang.
Jumlah ini diakui Kepala Dinas P3AP2KB Pemprov Kepri, Misni meningkat dibanding tahun 2020 dengan 237 kasus.