China Kerahkan Pesawat Pengebom di Laut Natuna Utara Hingga Sebar Ranjau Laut

China sebelumnya ngotot jika Laut Natuna Utara merupakan wilayah kedaulatannya. Armada militer dikerahkan hingga memasang ranjau laut di sana.

TribunBatam.id/Istimewa
Laut Natuna Utara 'memanas' setelah armada militer China mengerahkan pesawat membawa bom. Foto KN Nipah 321 menghalau dan mengusir kapal Coast Guard China yang kedapatan berkeliaran di ZEEI Laut Natuna Utara yang merupakan wilayah yurisdiksi Indonesia, Sabtu (12/9/2020). 

Secara umum, bom dinilai lebih efisien dan lebih murah daripada rudal.

Penggunaan bom juga akan sangat efektif apabila pesawat pembom tidak terancam oleh tembakan musuh.

POTENSI Laut Natuna Utara

Pemerintah China sebelumnya melayangkan protes ke Indonesia karena melakukan pengeboran minyak dan gas (migas) di wilayah perairan Kepulauan Natuna.

Wilayah maritim tersebut memang diklaim kedua negara.

Sebuah surat dari Diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan jelas mengultimatum Indonesia untuk menghentikan pengeboran di rig lepas pantai untuk sementara waktu karena lokasinya berada di wilayah yang dianggap milik China.

Indonesia mengatakan ujung selatan Laut Cina Selatan adalah zona ekonomi eksklusifnya di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Indonesia menamai wilayah tersebut dengan Laut Natuna Utara pada 2017, di mana sebelumnya disebut Laut China Selatan.

Sebenarnya potensi apa yang terkandung di Laut Natuna?

Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan & Manajemen Pesisir, Kementerian Kelautan & Perikanan Widodo S. Pranowo mengibaratkan Laut Natuna adalah taman bunga yang selalu menghasilkan serbuk sari.

Baca juga: China Usik Laut Natuna Utara Kepri, Desak Indonesia Stop Pengeboran Migas

Baca juga: Janji China Bantu Negara di Afrika Terkait Covid-19, Vaksin hingga Investasi Fantastis

"Sehingga banyak lebah yang akan datang karena mencium bau harum nektar dari bunga-bunga tersebut yang dihembuskan oleh angin hingga mencapai jarak yang jauh," ujarnya.

Mengapa diibaratkan demikian?

Proses pembentukan secara geologi dari basin Laut Natuna (Utara) dan Laut China Selatan selama ratusan jutaan tahun yang lalu, menimbulkan cekungan-cekungan jebakan minyak dan gas bumi di bawah dasar Laut Natuna (Utara) dan Laut China Selatan.

Akibat pembentukan geologi basin tersebut, Laut Natuna (Utara) memiliki kedalaman yang dangkal, yang menyambung ke batimetri basin yang dalam dari Laut China Selatan.

Basin tersebut kemudian membangkitkan pola sirkulasi arus laut yang unik, yakni Viet Nam Jet Current (VJC) dan Natuna Off-Shelf Current (NOC).

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved