BATAM TERKINI

BEGINI Kelanjutan KEK Kesehatan di Batam dengan Nilai Investasi Rp 3,1 Triliun

Batam akan memiliki KEK Kesehatan di atas lahan seluas 44,5 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp 3,1 triliun. Bagaimana kelanjutannya?

ISTIMEWA
Kepala BP Batam, sekaligus Walikota Batam, Muhammad Rudi, memaparkan tentang pembangunan BP Batam di Kantor Walikota Batam, Selasa (14/12/2021). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Pengusahaan (BP) Batam sejak lama mengupayakan dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di wilayah Sekupang, Batam.

Sebelumnya, dua KEK di kawasan Nongsa sudah terbentuk dan disahkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) 67 tahun 2021 tentang KEK Batam Aero Technic dan PP 68 Tahun 2021 tentang KEK Nongsa.

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menyatakan ingin agar Batam memiliki satu KEK tambahan di bidang kesehatan.

Usulan ini didasarkan pada fenomena yang kerap terjadi yakni masih banyak warga Batam atau Kepulauan Riau (Kepri) pada umumnya yang memilih berobat ke luar negeri seperti di Johor, Malaysia.

Dengan banyaknya masyarakat yang berobat keluar negeri, maka dikhawatirkan potensi pendapatan negara akan berkurang.

Data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia diperkirakan bisa menghabiskan Rp 160 triliun per tahun untuk biaya perawatan luar negeri, terutama Singapura dan Malaysia.

"Dari dulu saya ingin membangun KEK Kesehatan di Batam, supaya masyarakat ini bisa kita tampung semua. Selama ini kan masih sering bolak-balik Johor atau Singapura," ujar Rudi.

Beberapa upaya telah dijalankan oleh BP Batam, salah satunya, memperbaiki akses jalan di wilayah Sekupang, serta membangun objek-objek wisata dan fasilitas umum tambahan.

Baca juga: Gedung Asrama Haji Batam Bakal Dijadikan Lokasi Karantina PMI/TKI Jika Rusun Penuh

Baca juga: DERETAN Aturan di Tempat Wisata Batam saat Natal dan Tahun Baru 2022, Berlaku Aturan Ganjil Genap

Selain itu, BP Batam juga tengah menjaring investor yang hendak masuk.

Terakhir kali, Kepala BP Batam sudah menemui calon investor asing dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yaitu Thumbay Group.

Thumbay Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan kawasan rumah sakit dan pendidikan kedokteran. Perusahaan ini berencana membangun kampus kedokteran dan rumah sakit di Batam.

Namun ketika ditanyai lebih lanjut terkait progres pengusulan KEK Kesehatan Sekupang ini, Rudi hanya menjawab usulan itu masih dalam proses.

Seperti diketahui, terdapat beberapa prosedur dan persyaratan agar suatu kawasan dapat disahkan sebagai KEK.

"Ini terus berjalan. Prosesnya, coba tanya pak Enoh (Deputi II BP Batam, Enoh Suharto Pranoto)," jawab Rudi ketika diwawancarai di Kantor Walikota Batam, Selasa (14/12/2021).

KEK Kesehatan ini dibangun di lahan wilayah Sekupang seluas 44,5 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp 3,1 triliun.

Adapun kegiatan utama yang akan dijalankan di situ adalah pembangunan rumah sakit internasional, pengadaan farmasi dan alat kesehatan, pendidikan vokasi tenaga medis, akomodasi, wellness tourism, dan healthcare management system. Pengembangan kawasan ini nantinya diprediksi dapat menyerap tenaga kerja mencapai 2.250 orang. 

Sementara itu, anggota Bidang Kebijakan Strategis Badan Pengusahaan (BP) Batam, Enoh Suharto Pranoto, mengatakan berkas pengusulan KEK Kesehatan Sekupang sudah sejak lama dipersiapkan.

Dalam hal ini, BP Batam sudah menyiapkan masterplan, rencana bisnis, dan lahan terkait pembangunan KEK Kesehatan ini. Usulan tersebut sudah diajukan ke Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.

Ada beberapa persyaratan dari Dewan Kawasan yang harus dipenuhi agar usulan KEK dapat ditindaklanjuti untuk kemudian disahkan, salah satunya adalah dukungan dari investor.

Untuk syarat ini, BP Batam telah menemukan investor potensial, yaitu Thumbay Group, dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Enoh mengungkapkan, Thumbay Goup akan berkunjung balik ke Batam pada bulan Januari 2022 nanti. Kunjungan investor asing ini bertujuan untuk meninjau secara langsung lokasi yang akan dikembangkan menjadi KEK, sekaligus mempersiapkan penandatangan kerjasama dengan BP Batam.

"Bulan Januari besok mereka mau ke sini untuk meninjau lokasi dan lain sebagainya. Rencana bisnis mereka akan ada dua tahap, pembangunan universitas kesehatan dan rumah sakit," jelas Enoh, ketika dihubungi, Rabu (15/12/2021).

Pada tahap pertama, direncanakan Thumbay Group akan membangun terlebih dulu universitas kesehatan. Dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut, nantinya praktik-praktik mahasiswanya akan bekerjasama dengan RSBP Batam. Setelah itu, tahap kedua mereka akan membangun rumah sakit internasional.

Rencananya, usai penandatanganan MoU, pembangunan kampus akan segera dimulai, dan September 2022 mendatang universitas kesehatan Thumbay Group akan mulai menerima mahasiswa. Di Dubai sendiri, Thumbay Group telah menampung banyak mahasiswa yang berasal dari 96 negara.

"Mereka menyampaikan, paling tidak nanti ada mahasiswa dari 30 negara akan diarahkan untuk menempuh pendidikan di Batam," jelas Enoh.

Pihak BP Batam pun mengharapkan pemerintah pusat dapat mengawal dan mendukung dalam proses administrasi perizinan pendirian perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

Menurut Enoh, untuk perkembangan bisnis ke depan, pihaknya juga tengah mempersiapkan administrasi seperti ijin AMDAL yang sedang dibahas dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Mudah-mudahan tahun depan segala administrasinya bisa selesai," tambah Enoh. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved