Berburu Barang Bekas Bermerek di Karimun dengan Harga Miring, Pembeli Mesti Jeli

Sri, warga Karimun mengaku, jika jeli memilih barang bekas di pasar, pembeli bisa dapat barang berkualitas dan bermerek

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Yeni Hartati
Berburu Barang Bekas Bermerek di Karimun dengan Harga Miring, Pembeli Mesti Jeli. Foto seorang warga saat mengamati pakaian bekas di Pasar Puakang Karimun, belum lama ini 

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Berbagai jenis barang bekas dapat ditemukan di Pasar Puakang yang terletak di Sungai Lakam, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Beraneka barang seperti pakaian, celana, baju, gorden, seprai, tas bahkan sepatu ditawarkan dengan kualitas terbaik dan bermerek.

Terkait anggapan bahwa harga akan sangat mempengaruhi kualitas, tidak sepenuhnya benar.

Seperti di Pasar Bekas Puakang ini. Kualitas terbaik dan bermerek dapat diborong asal pembeli jeli saat memilih.

Meskipun barang bekas, namun barang-barang tersebut didatangkan dari berbagai negara di dunia seperti India, Singapura, Jepang, dan Malaysia.

Salah satu pengunjung yang sedang berbelanja di Pasar Puakang, Sri mengatakan, ketelitian saat menentukan barang yang akan diborong sangat diutamakan.

"Yang pasti kalau jeli atau teliti memilih barang di sini (Pasar Puakang-red) pasti dapat kualitas yang tentunya bermerek," ucap Sri.

Pembeli bisa dibilang beruntung, bila dapat barang branded yang di luar harga pasarannya cukup tinggi. Sedangkan di tempat ini, bisa didapat dengan harga miring alias lebih terjangkau.

Baca juga: Omzet Penjualan Pakaian Bekas di Batam Menurun Drastis, Pedagang Mengeluh

Baca juga: Lingga Gelar Recycle Carnival, Pakai Kostum dari Barang Bekas hingga Tampilkan Warisan Budaya

Yakni berkisar mulai Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu, tergantung pada kondisi dan merek barang yang diinginkan.

"Rentang harga itu variasi, tergantung barangnya dan kualitas serta mereknya," tambahnya.

Sementara itu seorang pedagang, Riko mengungkapkan, pengunjung biasanya ramai datang ke pasar barang bekas saat hari libur.

Adanya pandemi covid-19, tak dipungkirinya ikut berdampak pada minat masyarakat berburu barang bekas.

"Biasanya, pengunjung akan ramai berdatangan pada hari Sabtu dan Minggu. Namun, pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, jumlah pembeli sangat jauh merosot," ucap Riko.

Lebih lanjut, ia bercerita pernah dalam sehari itu tidak ada pembeli atau pengunjung sama sekali yang singgah ke lapaknya.

"Pernah tidak ada pembeli sama sekali. Omzet juga turun. Yang biasa bisa dapat Rp 500 ribu per hari, sekarang Rp 200 ribu saja sangat sulit," pungkasnya.

(Tribunbatam.id/YeniHartati)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved