BERITA CHINA

China Catat Rekor Kasus Covid-19 Sejak Maret 2020, Lockdown Kota Tak Mempan Tekan Corona?

China sebelumnya menerapkan lockdown pada kota berpenduduk 13 juta jiwa. Lima hari setelah penerapan lockdown, kasus baru corona terus bermunculan.

STR / AFP
Kasus infeksi baru covid-19 dilaporkan muncul pada kota di China yang sebelumnya menerapkan lockdown. Foto warga mengantre untuk tes virus corona Covid-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah China, Selasa (3/8/2021). STR / AFP 

Kontan.co.id melaporkan, di seluruh China, total 162 infeksi lokal Covid-19 dengan gejala pada Minggu (26/12).

Angka ini naik dari 158 sehari sebelumnya, menurut data resmi Senin (27/12).

Jumlah kasus baru ini menandai angka tertinggi infeksi bergejala sejak buletin harian yang disediakan Komisi Kesehatan Nasional China mulai mengklasifikasikan kasus tanpa gejala secara terpisah mulai akhir Maret 2020.

China mencatat 101.277 kasus sejak awal pandemi covid-19 hingga 26 Desember 2021.

Ini termasuk yang ditularkan di dalam negeri serta yang ditemukan di antara pelancong Internasional.

CHINA Lockdown Sejumlah Kota

China mengambil langkah tegas dengan me-lockdown kota berpenduduk 13 juta orang.

Warga kota Xi'an diminta untuk membatasi aktivitas sosial secara ketat setelah muncul 52 kasus baru covid-19 hingga Rabu (22/12/2021) waktu setempat.

Tidak hanya Xian, kota Dongxing di selatan China pada Selasa (21/12/2021) juga memerintahkan 200.000 penduduknya untuk mengisolasi diri di rumah setelah muncul kasus baru virus corona.

Virus corona sampai sekarang masih menjadi atensi dunia Internasional.

Berbagai penelitian dibuat untuk mencari obat pasti untuk menekan laju penyebaran sekaligus penanganan dari virus yang telah bermutasi serta merenggut banyak korban jiwa ini.

China sebelumnya mengklaim obat covid-19 yang bisa mengurangi risiko rawat inap bahkan kematian secara signifikan untuk pasien berisiko tinggi.

Baca juga: China - Amerika Serikat Makin Bersitegang, Tiongkok Sebut AS Penyebab Krisis Nuklir Iran

Baca juga: Amerika Serikat Desak China Berhenti Buat Masalah di Indo-Pasifik

Penggunaan obat hasil pengembangan Universitas Tsinghua, Brii Biosciences serta Rumah Sakit Rakyat Ketiga Shenzhen ini bahkan sudah mendapat lampu hijau Badan Produk Medis Nasional pada Rabu (8/12) seperti diberitakan AFP.

Data percobaan menunjukkan bahwa terapi kombinasi dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian pada pasien berisiko tinggi sekitar 80 persen, menurut keterangan Universitas Tsinghua di media sosial pada Rabu malam.

Laporan media pemerintah sebelumnya menyebut, pengobatan tersebut juga telah digunakan pada pasien yang terinfeksi wabah lokal.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved