Akhir Hidup Tentara Jadi Paspampres Ini Viral, Juru Bicara Militer Ungkap Sebabnya
Seorang tentara yang bertugas menjadi anggota Paspampres viral karena kematiannya. Juru bicara militer pun mengungkap penyebabnya. Apa yang terjadi?
Dia mengatakan Isasi sedang berpatroli rutin ketika serangan itu terjadi pada dini hari pada Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Biodata Mayjen TNI Agus Subiyanto, Danpaspampres Jokowi jadi Pangdam Siliwangi
Baca juga: Kalau Kamu Paspampres Memang Kenapa? Picu Anggota Paspampres Datangi Markas Polisi
Hewan itu adalah rusa poros dari India, kata Direktur Satwa Liar di Kementerian Lingkungan Hidup, Frederick Bauer, kepada media setempat seperti diberitakan TribunMedan.com.
Ini adalah salah satu dari banyak hewan yang dipelihara di kebun seluas 10 hektar (24 acre) di kediaman resmi Presiden Paraguay, Mario Abdo Benitez.
Urdapilleta mengatakan pejabat yang bertanggung jawab atas kebun telah berkonsultasi dengan kementerian lingkungan setempat sebelum memperkenalkan rusa.
SEJARAH Paspampres di Indonesia
Di Indonesia, kehadiran Pasukan Pengamanan Presiden ternyata tak lepas dari perjalanan kereta api yang dilakukan Presiden pertama RI, Soekarno.
Semua bermula pada 3 Januari 1946, ketika Bung Karno bersama keluarganya, menaiki sebuah kereta api luar biasa dari Jakarta menuju Jogjakarta.
Dikutip dari buku 70 Tahun Paspampres, ada pula Wapres Mohammad Hatta, dan jajaran menteri, staff, dan keluarga mereka.
Perjalanan kereta ini ternyata di luar jadwal kereta yang ada.
Perjalanannya dirahasiakan, pengamanan dilakukan ekstra ketat.
Tak hanya di dalam kereta, pengamanan juga dilakukan di jalur jalan raya yang bersinggungan dengan jalur kereta.
Sebuah gerbong kosong diletakkan sebagai barikade untuk menghalangi serangan yang sewaktu-waktu bisa dilakukan kelompok anti-pemerintah.
Tujuannya, adalah Yogyakarta.
Baca juga: Sosok Praka Izroi, Anggota Paspampres yang Ditahan Polisi di Pos PPKM Darurat
Baca juga: Duduk Perkara Sebenarnya Cekcok Anggota Paspampres dan Polisi di Pos Penyekatan PPKM Darurat
Kereta sendiri akhirnya tiba 4 Januari 1946 pukul 07.00 WIB.
Mulai di hari itulah, kegiatan kepresidenan dan kemudian diikuti kegiatan pemerintahan resmi dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.