BERITA MALAYSIA

Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Jalani Perawatan LAGI, Pengunjung Tak Diizinkan Besuk

Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad yang menjalani perawatan diketahui bukan yang pertama.

Kompas.com
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad dikabarkan kembali menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyakit jantung. Foto Mahathir Mohamad saat wawancara dengan Reuters di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Maret 2020. 

Kompas.com sebelumnya memberitakan alasan pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia pada Februari 2020 lalu.

Dalam video yang dirilis di Facebook-nya, mundurnya Mahathir berkaitan dengan partai yang didirikannya, Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).

Mahathir Mohamad menyatakan seperti dilansir New Straits Times Senin (11/5/2020), dia mundur sebagai PM Malaysia karena ditolak partainya sendiri.

Dalam video berdurasi lima menit, sang politisi gaek menerangkan bahwa pada 21 Februari, petinggi Bersatu sudah berencana untuk menentangnya.

Baca juga: Tiongkok, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat Asal Impor Batam, China Catat Terbesar

Baca juga: Polda Kepri Gandeng Polisi Malaysia Ungkap Sindikat Penyelundupan PMI Ilegal dari Batam

Bersatu, kata dia, begitu kukuh untuk keluar dari koalisi Pakatan Harapan dan memutuskan bergabung dengan Barisan Nasional yang mereka kalahkan di pemilu 2018.

"Banyak orang tak paham mengapa saya mundur. Saya melakukannya karena partai saya sendiri sudah menolak saya," jelas politisi berjuluk Dr M itu.

Dia menerangkan para petinggi partai membuat keputusan yang bertentangan dengan instruksinya.

Dia menganggap partainya sudah tak percaya lagi kepadanya.

Dalam situasi pelik itulah, Mahathir mengaku dia tidak bisa lagi mengemban jabatan sebagai Chairman Bersatu maupun PM Malaysia.

"Itu karena partai saya sendiri. Saya menyebut upaya mereka keluar dari Pakatan Harapan tidak mempunyai dasar," jelasnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung Jumat, mantan PM berusia 94 tahun itu berujar dia didukung Pakatan untuk menentukan sikapnya.

Saat itu, dia memberi tahu Presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin (yang kini adalah penggantinya) mengenai alasan untuk jangan dulu keluar.

Jika ada alasan lain, kata Dr M, maka mereka seharusnya menunggu dulu. Namun, Muhyiddin disebutnya begitu ngotot untuk meninggalkan aliansi.

Saat itu, Muhyiddin Yassin mengatakan jika mereka tak segera keluar, maka publik bisa dihancurkan oleh Partai Aksi Demokratik (DAP).

Mahathir pun memberi tahu Muhyiddin bahwa dia membutuhkan waktu untuk berpikir.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved