Daeng Ucap Syukur, TNI - Polri Bantu Perbaiki Rumah Warga Terdampak Cuaca Ekstrem
TNI - Polri bergerak membantu rumah warga yang rusak dihantam cuaca ekstrem belum lama ini.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Septyan Mulia Rohman
Sementara anomali SST di wilayah perairan Kepulauan Riau yang bernilai antara 0.5 s.d 2.0°C.
Indeks ENSO terupdate masih bernilai -0.74 dan dalam kondisi La Nina lemah, sehingga secara umum kurang berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Kepulauan Riau.
Diprakirakan kondisi La Nina Lemah - Moderat akan berlangsung hingga Mei - Juni - Juli 2022.
"Indeks Dipole Mode (DMI) terupdate juga masih bernilai -0.16 dalam kondisi netral. Diprakirakan kondisi cenderung netral hingga Juni 2022. Kondisi tersebut untuk saat ini tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Indonesia termasuk wilayah Kepulauan Riau," ujar prakirawan BMKG Tanjungpinang, Arifah Dwi Yuliani, Minggu (9/1/2022).
Ia menyebutkan, analisis per tanggal 06 Januari 2022 menunjukkan MJO berada dalam kondisi aktif di
fase 7.
Kondisi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan awan konvektif di Indonesia terutama di wilayah Kep. Riau.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok Natuna dan Pulau Bintan Kepri Menurut BMKG
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG untuk Wilayah Natuna Besok, Waspada Gelombang Tinggi Capai 2,5 Meter
"Aliran massa udara di wilayah Indonesia pada dasarian III Desember 2021 berasal dari Angin Monsun Asia yang aktif dimana massa udara dari Samudera Pasifik memasuki wilayah Indonesia khususnya di utara garis ekuator, kemudian semakin menguat dengan massa udara berasal dari Samudera Hindia hingga dasarian I Januari 2022. Pola siklonal diprediksi terjadi di utara Sumatera dan utara Kalimantan bagian barat. Kondisi ini menyebabkan terjadinya belokan angin yang mendukung pembentukan awan hujan di wilayah sekitar ekuator, khususnya Pulau Bintan," terangnya.
Untuk prakiraan kelembapan udara lanjutnya, relatif (relative humidity) di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya dasarian I hingga III Januari 2022 untuk lapisan permukaan, 850, dan 700 mb diperkirakan di atas 80 - 90 %.
Kondisi tersebut mengindikasikan cukupnya ketersediaan pasokan uap air di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya yang dapat mendukung pertumbuhan awan konvektif penghasil hujan.
"Untuk peringatan dini yang harus diwaspadai terjadinya hujan sedang lebat secara tiba-tiba yang dapat disertai petir dan angin kencang akibat munculnya awan Cumulonimbus," ungkapnya.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer pengaruh fenomena cuaca skala global (ENSO, IOD, dan MJO) kurang berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya.
Nilai SST yang hangat dengan anomaly positif dapat meningkatkan pasokan uap air ke atmosfer yang mendukung untuk pertumbuhan awan konvektif di wilayah Pulau Bintan.
Fenomena cuaca skala lokal berupa adanya belokan angin (shearline) masih sering terjadi di sekitar wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya.
Baca juga: Banjir Rob Terjang 6 Kecamatan, Warga Bersiap Banjir Air Pasang Susulan
Baca juga: Musim Utara segera Tiba, Kapolres Natuna Ajak Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Selanjutnya, kondisi atmosfer pada lapisan bawah hingga menengah yang diprakirakan masih cukup basah juga dapat mendukung untuk terbentuknya awan konvektif penghasil hujan.
"Oleh karena itu, secara umum kondisi cuaca di Pulau Bintan umumnya berawan dan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan sesekali sedang pada siang dan dini hari yang bersifat lokal (showers)," jelasnya.