BERITA CHINA
Tiongkok Protes Keras! Amerika Serikat, Jepang Jalin Kerja Sama Militer, China Gandeng Rusia
China juga menyatakan protes setelah Amerika Serikat dan Jepang bekerja sama untuk mengembangkan teknologi luar angkasa.
"Kami menyesalkan dan dengan tegas menentang campur tangan besar-besaran dalam urusan dalam negeri China oleh AS, Jepang, dan Australia serta pemalsuan informasi palsu untuk menodai China dan merusak solidaritas dan rasa saling percaya negara-negara di kawasan itu," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers harian di Beijing.
Jepang yang pasifis memiliki hubungan ekonomi yang dekat dengan China tetapi semakin khawatir bahwa Jepang dapat bergerak melawan Taiwan yang demokratis, yang diklaimnya sebagai bagian dari China.
"Ini jelas merupakan pesan gabungan yang mencerminkan keprihatinan bersama, bukan kasus memutarbalikkan AS untuk membuat Jepang menandatangani eufemisme yang tidak jelas. Secara khusus, ekspresi tekad bersama untuk merespons jika perlu aktivitas destabilisasi tampil sebagai ekspresi kuat dari solidaritas dan tekad aliansi," kata Daniel Russel, yang menjabat sebagai diplomat top AS untuk Asia di bawah presiden Barack Obama dan sekarang dengan Institut Kebijakan Masyarakat Asia.
Sebelum pembicaraan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington dan Tokyo merencanakan kesepakatan pertahanan baru untuk melawan ancaman yang muncul, termasuk hipersonik dan kemampuan berbasis ruang angkasa.
RUSIA Bantu China
Ketegangan antara China dengan Amerika Serikat (AS) sebelumnya sempat memanas.
Persaingan ekonomi, hingga ketegangan situasi politik terus saja menyita perhatian dunia Internasional.
Baca juga: Ada Lawan? China: Kami akan Terus Memodernisasi Persenjataan Nuklir
Baca juga: China Bidik Pulau Bintan Kepri, Kucurkan Dana USD 1,76 Miliar Garap Bisnis Strategis
Amerika Serikat sebelumnya menyebut China membantu produksi rudal balistik Arab Saudi.
Negeri yang dipimpin Joe Biden itu gusar sikap China itu membuat kacau situasi keamanan dunia.
Bukan kali ini saja Amerika Serikat dianggap China mengganggu kepentingan negaranya.
Bersama sejumlah negara maju lainnya, mereka menyatakan sikapnya atas sikap negeri pimpinan Xi Jinping atas situasi Internasional yang terjadi belakangan.
Mulai dari tuduhan serius pelanggaran HAM berat terhadap kaum minoritas, klaim soal Taiwan hingga urusan Laut Natuna Utara.
Amerika Serikat bahkan membuat pemerintah China meradang setelah menyatakan sikap memboikot diplimatik Olimpiade Beijing 2022.
Sikap AS ini kemudian diikuti sejumlah negara lainnya.
Yang terbaru, Rusia berada di belakang China dalam mengalahkan dominasi Amerika Serikat.