BERITA CHINA
Sumpah Serapah Tak Bikin Kapok China, Negara Ini Beli Sistem Rudal Gegara Konflik Laut China Setalan
China mengabaikan putusan 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag bahwa klaim historisnya di Laut China Selatan tidak benar
TRIBUNBATAM.id - Di bawah kendali Xi Jinping, Beijing terus mengabaikan peringatan banyak negara tentang batas-bataas di Laut China Selatan.
China mengabaikan putusan 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag, bahwa klaim historisnya di Laut China Selatan tidak berdasar.
Beijing mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang memicu protes banyak negara Asia.
Klaim China diikuti dengan masuknya kapal-kapal berbendera China yang intensitasnya kian masif.
Kondisi tersebut memancing Amerika Serikat (AS) turun tangan, bersama sekutu-sekutunya.
Negeri Paman Sam yang mengklaim sebagai "Polisi Dunia" masuk dalam konflik Laut China Selatan membawa pesan "menjaga perdamaian".
Baca juga: Insiden Laut China Selatan, Kapal Selam AS Tenaga Nuklir Tabrak Gunung Bawah Laut
Baca juga: 3 Alasan Kenapa China Ngotot Caplok Hampir Seluruh Laut China Selatan meski Ditentang Banyak Negara
Tahun lalu, ketegangan di Laut China Selatan juga terjadi seiring Manila dan China saling menuduh terjadi pelanggaran teritorial.
Konflik atas sengketa Laut China Selatan ini memang sudah terjadi berkepanjangan.
Bahkan pada pertengahan tahun 2021 silam, Kementerian Luar Negeri Filipina menyumpahi China.
Filipina menuding kapal-kapal China masih singgah lama di perairan yang disengketakan.
"China temanku, seberapa sopan saya bisa mengatakannya? Coba kulihat... O... Enyahlah," tulis Menlu Filipina Teodoro Locsin di Twitter.
China berulang kali menolak seruan dari Filipina untuk menarik kapal-kapal itu, dan ketegangan meningkat ketika Manila memperbanyak patroli maritim di daerah tersebut.
Melansir Kompas.com, kini Filipina setuju membeli sistem rudal anti-kapal dari India.
Hal itu dilakukan dengan harapan dapat menopang sistem keamanannya menghadapi peningkatan agresi Tiongkok di Laut China Selatan.
Baca juga: Laut China Selatan, Kapal Perang Jerman Gabung Koalisi AS Tekan Ambisi Beijing
Baca juga: Diam-diam China Bangun Tembok Pertahanan Militer di Laut China Selatan
AFP melaporkan, militer Manila adalah salah satu pasukan dengan perlengkapan yang paling buruk di Asia, sebelum pendahulu Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Benigno Aquino, memulai program modernisasi sederhana pada 2012.
Meski demikian, perlengkapan militernya masih belum bisa menandingi negara adidaya tetangganya, China.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana memberikan sedikit rincian tentang kontrak senilai hampir 375 juta dollar AS (Rp 5,3 triliun) yang diberikan kepada BrahMos Aerospace untuk, memasok sistem rudal anti-kapal berbasis pantai ke Angkatan Laut Filipina.
BrahMos - perusahaan patungan antara India dan Rusia - telah mengembangkan rudal jelajah yang menurut kementerian pertahanan India adalah yang tercepat di dunia.
Filipina akan menjadi negara pertama yang membelinya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan India menolak berkomentar menurut laporan AFP.
Kesepakatan itu mencakup pelatihan untuk operator dan pengelola serta dukungan logistik, kata Lorenzana di Facebook di mana ia mengunggah salinan "Pemberitahuan Penghargaan".
Duterte telah berusaha memperoleh sistem rudal untuk militer Filipina di bawah program modernisasi yang disebut "Cakrawala Kedua".
"Itu bagian dari pertahanan teritorial kami," kata Kolonel Ramon Zagala, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina.
Baca juga: MEMANAS, Militer China Usir Kapal Perang Negara Adidaya AS di Laut China Selatan
Baca juga: Filipina Kerahkan Malaikat Laut 81 Perempuan Redam Beijing di Laut China Selatan
Sistem itu akan bertindak sebagai pencegahan bagi calon agresor karena "Anda dapat mencapai target dari jauh", katanya.
Analis militer dan sejarawan Jose Antonio Custodio mengatakan bahwa sistem itu kemungkinan akan ditempatkan di sisi barat pulau utama Luzon atau di pulau Palawan.
Tetapi dia mengesampingkan pulau-pulau Spratly karena "kurangnya tempat penyembunyian".
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)
Sumber: Intisari