BERITA SINGAPURA

Singapura Perketat Prokes saat Tahun Baru China, Belum Divaksin Corona Jangan Coba Keluar

Singapura menerapkan aturan kesehatan ketat selama tahun baru China/imlek. Kawasan populer negeri singa pun dibatasi cegah meluasnya covid-19.

TribunBatam.id/Roslan RAHMAN / AFP
Singapura menerapkan aturan kesehatan ketat selama perayaan Imlek 2022. Potret Marina Bay di Singapura pada 14 November 2021. 

Peraturan yang berlaku selama periode perayaan Tahun Baru Imlek untuk tamu yang datang ke rumah adalah maksimal 5 pengunjung per hari.

MSE juga meminta tiap individu untuk melakukan sendiri tes rapid antigen sebelum menghadiri pertemuan tersebut, terutama jika ada anggota keluarga yang masuk kategori lanjut usia (lansia) atau belum divaksinasi.

Langkah-langkah manajemen aman saat ini juga diberlakukan untuk makan malam reuni dan Tahun Baru Imlek di gerai makanan dan minuman (F&B).

"Saat makan di luar ruangan, pemesanan beberapa meja untuk kelompok yang lebih besar yang terdiri dari lebih dari 5 orang sangat dilarang, kecuali pengunjungnya berasal dari rumah yang sama," papar MSE.

MSE juga meminta operator F&B untuk memeriksa ulang reservasi yang telah mereka terima untuk memastikan bahwa pemesanan telah sesuai dengan aturan.

"Mari kita terus bertanggung jawab secara sosial dan mematuhi langkah-langkah yang berlaku. Ini akan memungkinkan semua orang menikmati perayaan secara aman dan membantu Singapura melewati gelombang Omicron," kata MSE.

KLAIM AS Sempat Bikin Gusar

Singapura sebelumnya sempat dibuat geger dengan pengumuman yang disampaikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Baca juga: Cara Hong Kong Cegah Covid-19, Musnahkan Ribuan Hamster Gara-gara Tertular Virus Corona Delta

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pemko Tanjungpinang segera Terbitkan Edaran PPKM Level 2

Tepatnya pada 4 Januari 2022, lembaga resmi pemerintah Amerika Serikat itu mengklasifikasikan 'Negeri Singa' sebagai Tidak Diketahui dari Sangat Tinggi terkait tingkat covid-19.

Penyebabnya karena kurangnya pembaruan data pengujian untuk negara tersebut pada platform pihak ketiga Our World in Data sejak 8 November 2021.

Dampaknya, masyarakat khususnya wisatawan disarankan untuk menghindari perjalanan ke tempat yang berstatus 'Tidak Diketahui' itu.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung pada Rabu (5/1/2022) mengungkapkan, lebih dari 150.000 tes reaksi berantai polimerase (PCR) dilakukan setiap minggu, yang menghasilkan lebih dari 21.000 tes seperti itu setiap hari.

Tingkat positif untuk tes ini di bawah 2 persen, katanya.

Singapura memiliki 145 stasiun pengujian air limbah di seluruh pulau, termasuk di perumahan, asrama, dan panti jompo.

"Hanya segelintir yang mendaftarkan keberadaan fragmen virus Covid-19. Jadi kami yakin angka kejadian Covid-19 di komunitas kami saat ini rendah dan stabil,” ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved