BERITA CHINA
Negeri Panda Viral, Ibu 8 Anak di China Lehernya Kena Rantai, Beijing Sensor Kritik Warga
China sedang menjadi sorotan warganet setelah video kondisi ibu 8 anak dengan kondisi dirantai pada bagian leher viral di medsos.
TRIBUNBATAM.id - Negeri Panda, China sedang menjadi sorotan warganet.
Itu setelah beredar video miris yang memperlihatkan seorang ibu delapan anak yang tinggal di sebuah gubuk.
Tak sampai di sana. Yang membuat gempar warga Tiongkok hingga netizen bereaksi kondisi leher wanita tersebut yang dirantai.
Sontak saja video yang direkam seorang pria yang mengunjungi perempuan tersebut viral setelah diunggah sejak Jumat (28/1/2022) melalui jaringan media sosial lokal di China, Douyin.
Perempuan yang diketahui tinggal di Xuzhou, Provinsi Jiangsu diketahui tak bisa menjawab dengan jelas ketika pria tersebut mengajukan beberapa pertanyaan.
Baca juga: Juliadi Dipasung Selama 20 Tahun Karena Alami Gangguan Jiwa Setelah Mempelajari Sebuah Buku
Baca juga: George Soros Serang China, Sebut Presiden Xi Jinping Tak Mampu Pulihkan Krisis Ekonomi
Sang pria perekam video tersebut sempat terkejut karena ia hanya mengenai pakaian tipis sambil melewati musim dingin.
Pria tersebut tampak membawa beberapa pakaian hangat.
Perempuan tersebut dalam video itu terlihat kebingungan dan tidak bisa memahami pertanyaan-pertanyaan vlogger yang berkali-kali menanyakan apakah dia merasa kedinginan.
Netizen menyoroti mengapa sampai perempuan tersebut mengalami kondisi miris seperti itu.
Ada juga yang menanyakan kondisi seperti apa yang dialami perempuan itu hingga bisa melahirkan 8 anak.
Yang menarik, ada yang mendiskusikan mengenai penyiksaan terhadap perempuan dan terbatasnya hak-hak mereka, khususnya pada daerah perbatasan di China.
Ada pula yang membandingkannya film laris di China pada 2007 berjudul Blind Mountain, mengisahkan seorang perempuan yang diculik dan dijual sebagai budak.
Selain menjadi sorotan warganet, diskusi seputar kekerasan terhadap perempuan di Tiongkok hingga perdagangan manusia makin mengemuka setelah munculnya video ini.
Baca juga: China Unjuk Gigi Bikin Amerika Serikat Cemas, Warga Tiongkok Rayakan Imlek di Luar Angkasa
Baca juga: Bencana Bertubi Melanda China, Usai Banjir Kini Badai Pasir Sapu Kota di Negeri Panda
Mengenai diskusi ini otoritas Negeri Panda pun bereaksi.
Semua diskusi secara online mengenai kasus ini disensor sejak viral pada 28 Januari lalu.
Sebagian besar diskusi bersikap kritis terhadap respons aparat setempat.
Aparat keamanan setelah menghapus sejumlah unggahan yang membahas perdagangan manusia dan menyensor sebuah frasa, yaitu 'Delapan Anak Xuzhou'.
Namun, ada frasa yang dipertahankan, yaitu 'Pernyataan Aparat mengenai Perempuan Delapan Anak dari Distrik Xuzhou Feng'.
Frasa itu dilihat lebih dari 190 juta kali dengan 56.000 komentar pada Senin (31/1/2022).
Otoritas aparat setempat sebelumnya mengeluarkan pernyataan pada Jumat (28/1/2022) yang membantah spekulasi mengenai penculikan.
Mereka menyebut perempuan itu bermarga 'Yang' dari Distrik Feng, Huankou.
Perempuan itu, menurut aparat, menikah dengan suaminya yang bernama Dong pada 1998 dan didiagnosa mengidap gangguan kesehatan mental.
Keluarganya mengatakan kepada aparat setempat bahwa 'Ibu Yang' kerap murka.
Baca juga: Tiongkok - Amerika Serikat Makin Panas, China Tuduh AS Sabotase Olimpiade Beijing 2022
Baca juga: Tiongkok Sebut Omicron Bisa Menular Lewat Surat Luar Negeri, Minta Warga China Waspada
Akan tetapi, respons dari para pejabat semakin menambah amarah warganet yang mengritik aparat karena tidak tanggap terhadap kondisi penahanannya, penggunaan rantai pada lehernya, dan kesejahteraannya.
Panen kritik itu mendorong para pejabat untuk merilis pernyataan kedua pada Minggu (30/1/2022), berisi informasi lebih lanjut mengenai sejarah keluarga Ibu Yang.
Aparat mengatakan kini sedang menyelidiki suaminya.
"Dong diduga telah melanggar hukum. Aparat keamanan telah meluncurkan penyelidikan," sebut pernyataan itu, sebagaimana dilaporkan media setempat seperti diberitakan Kompas.com.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Ibu Yang kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan anak-anaknya diasuh negara.
Para pejabat mengatakan Ibu Yang baru-baru ini didiagnosa mengidap schizophrenia.
Meski demikian, pernyataan yang disampaikan aparat keamanan setempat tak membuat amarah publik terhadap kasus ini mereda.
Warganet mendesak aparat setempat memikul tanggung jawab.
Baca juga: Budaya Tiongkok Dulu sampai Sekarang Jelang Imlek, Semua tentang Tahun Baru China Macan Air 2022
Baca juga: Panas Dinging Hubungan AS-Beijing di Laut China Selatan, Militer Xi Jinping Ingatkan Kapal AS Pergi
"Perempuan tersebut adalah manusia, bukan barang. Setelah melahirkan delapan anak selama 20 tahun, dia baru ditemukan sekarang? Semua departemen pemerintah dan lembaga yudisial yang terlibat tidak ada yang tidak bersalah," tulis seorang warganet.
Beberapa di antara mereka mendesak aparat turun tangan dan membantu perempuan tersebut.
Banyak juga yang mendiskusikan topik penyiksaan perempuan dan hak-hak mereka yang terbatas di daerah pedesaan China.
Ada pula yang mempertanyakan kondisi seperti apa yang dialami perempuan di Xuzhou, Provinsi Jiangsu tersebut sehingga dia bisa melahirkan delapan anak.
Mereka juga mempertanyakan bagaimana kasus ini bisa luput dari perhatian aparat setempat mengingat China punya aturan keluarga berencana yang ketat.(TribunBatam.id) (Kompas.com)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang China
Sumber: Kompas.com