Aksi Senyap Densus 88 Tangkap Teroris di Tepi Jalan, Gedung DPR RI Jadi Target

Penangkapan teroris oleh Densus 88 di tepi jalan bahkan tak diketahui anggota polisi yang bertugas di sana.

TribunBatam.id/Istimewa
Foto Ilustrasi - Tim Densus 88 menangkap teroris di tepi jalan tak diketahui warga, termasuk polisi yang bertugas di sana. 

"Kalo penangkapannya kan langsung sama pihak Densus 88, diem diem mereka," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, saat disambangi di Polsek Gunung Sindur, Jalan Atma Asnawi No.10, Desa Gunung Sindur, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jumat (18/3/2022).

Menurutnya penangkapan teroris tersebut dilakukan di Jalan Pemuda, yang tepatnya berada di pinggir jalan, tidak jauh dari Polsek Gunung Sindur.

Dalam kasus ini, pihak kepolisian Gunung Sindur serta warga-warga sekitar tidak digegerkan dengan peristiwa tersebut, yang di mana banyak orang tidak mengetahuinya.

AKP Birman Simanullang mengungkapkan bahwa penangkapan teroris tersebut diduga sempat kejar-kejaran dengan tim Densus 88 dari arah Jalan Raya Parung, Bogor.

"Yang jelas mereka bukan warga Gunung Sindur dan tidak tinggal di Gunung Sindur juga, kalo mereka tinggal di sini pasti pihak kepolisian Gunung Sindur juga ikut turun mengamankan kediamannya," jelasnya.

Diketahui penangkapan RS ini terjadi pada pukul 07.46 WIB di Jalan Pemuda, Desa Gunung Sindur.

Dalam penangkapan ini, menurut AKP Birman Simanullang tidak menjadi viral dikalangan masyarakat ataupun di sosial media, karena warga mengetahuinya.

Ia menambahkan bahwa tim Densus 88 bekerja sangat cepat saat itu, hingga banyak orang dan pihak kepolisian setempat tidak mengetahuinya.

Baca juga: KESAKSIAN Warga Terkait Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88, Dikenal Sebagai Ustadz

Baca juga: INI Peran 4 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiah yang Ditangkap di Batam

"Densus 88 kan ekslusif mereka nangkepnya, kalo warga sini pasti izin dulu ke pihak kepolisian dan pihak warga sekitar," pungkasnya.

KATA Pengamat

Pengamat terorisme dan intelijen, Stanislaus Riyanta sebelumnya menyebut jika Jamaah Islamiyah telah mengubah strategi.

Perubahan strategi ini dilakukan usai Abu Bakar Ba’asyir ditangkap.

Dalam perubahan strategi ini, JI mengganti polanya dari kekerasan menjadi non-kekerasan.

Mereka berpandangan, perubahan ini dilakukan karena kekerasan hanya akan merugikan kelompoknya.

“Mereka akan membuat kegiatan-kegiatan yang diterima orang banyak,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved