BATAM TERKINI
GEGER Pengembang Tutup Alur Sungai Pelunggut, 3 Kaveling Terancam Banjir, Lurah Cek Lokasi
Sorotan terhadap pengembang yang menutup alur sungai di Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung Batam juga disampaikan 'Presiden Nato'.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lurah Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung Batam terkejut ketika mengetahui alur sungai di Kaveling Melati tertutup.
Ia bahkan memanggil perangkat RT dan RW serta turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Saya baru dapat info, alur sungai ditutup. Makanya saya langsung turun, pastikan informasi benar atau tidak," ucapnya, Sabtu (9/4/2022).
Setelah melihat langsung lokasi, Alvizar menjelaskan jika alur sungai tersebut sengaja ditutup sementara oleh pengembang.
Tujuannya untuk membuat jalan ke lokasi lahan yang sedang ditimbun.
Dia menjelaskan lokasi penutupan alur sungai tersebut cukup jauh dari permukiman warga, sehingga kurang terpantau.
Baca juga: Warga Khawatir Banjir Meluas, Hutan Bakau dan Alur Sungai di Sagulung Batam Ditimbun
Baca juga: Kolonel Priyanto Sengaja Buang Sejoli ke Sungai, Berfikir Jasadnya Hanyut ke Laut dan Dimakan Ikan
"Ini saya sudah lihat. Hanya dibuat saluran kecil, ini akan kami suruh bongkar. Masih kami pastikan siapa yang menutup. Informasi sementara, lahan tersebut milik pengembang," sebutnya.
Dia juga mengatakan pihaknya akan meminta alur sungai tersebut dibuka.
Ini menurutnya penting agar tidak terjadi banjir di Kelurahan Sei Pelunggut, wilayah yang dipimpinnya kini.
Apalagi, fungsi alur sungai ini terbilang vital karena merupakan terusan saluran drainase induk di Kelurahan Sei Pelunggut.
Jika alur tersebut tidak dibuka, dikhawatirkan saat hujan deras beberapa wilayah di Kelurahan Sei Pelenggut akan banjir.
"Jadi ini harus segera dibuka," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) Kota Batam, Parluangan Siregar.
Pria yang akrab disapa Presiden Nato ini meminta pengusaha yang menutup alur sungai agar segera membukanya.
Baca juga: Sosok Lala Dalam Sidang Kolonel Inf Priyanto, Penabrak Sejoli, Jasadnya Dibuang ke Sungai
Baca juga: Hasil Autopsi Korban Kecelakaan Nagreg, Handi Harisaputra Masih Hidup saat Dibuang ke Sungai
Penutupan alur sungai tersebut, dikhawatirkan akan menyebabkan banjir di wilayah Kelurahan Sei Pelunggut.
Tepatnya di Kaveling Kamboja, Melati dan Seroja.
Penutupan alur sungai tersebut menurutnya dilakukan oleh pengembang yang sedang menimbun lahan di Kaveling Melati.
Atas penimbunan tersebut, Presiden Nato, sebagai pemerhati lingkungan meminta agar perusahaan yang melakukan penimbunan lahan tersebut agar segera melakukan pembukaan alur sungai tersebut.
"Sekarang ini cuaca di Kota Batam cukup ekstrem. Tidak lucu kan daerah perbukitan jadi banjir karena alur sungainya ditutup," kata Presiden Nato itu.
Dia juga mengatakan hilur alur sungai tersebut merupakan pembuangan air dari Seroja, Kamboja, Kaveling Melati.
Jikan hujan deras terjadi, dikhawatirkan banyak masayarakat akan menjadi korban.
Dia juga sangat meneyesalkan penimbunan lahan di Sei Pelunggut yang merupakan hutan Bakau yang merupakan wilayah resapan air.
Bukan sekedar resapan air tetapi hutan bakau tersebut juga menjadi perhatian serius presiden republik Indonesia.
Baca juga: Tiang JPO di Sungai Harapan Batam Bakal Dibongkar, Dampak Pelebaran Jalan Martadinata
Baca juga: Kopda Andreas Menangis Depan Hakim, Ungkap Perintah Edan Buang Jasad Sejoli ke Sungai
"Saya masih ingat, saat presiden datang ke Batam untuk menanam bakau. Seharusnya ini dilestarikan bukan dimusnahkan," tegasnya.
Dia juga meminta pemerintah Kota Batam, khususnya BP Batam agar melihat dan mengecek ke lapangan lahan yang diberikan kepada investor.
"Kalau hutan bakau, cobalah dicari lahan penggantinya, jangan semuanya ditimbun," sebut Parlaungan Siregar.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam