BATAM TERKINI
BPOM Sita Pangan dan Suplemen Berbahaya Asal Singapura, Banyak Beredar di Gym Batam
Penyidik BPOM di Batam menyita ratusan pcs obat-obatan dan suplemen untuk gym berbahaya aal Singapura.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Batam menyita pangan dan suplemen untuk Gym kategori berbahaya.
Terdapat 777 pcs yang diamankan tim PPNS BPOM dari salah satu toko distributor yang berlokasi di Batam Centre.
Toko tersebut menjual obat dan suplemen tanpa memiliki izin edar.
Tim PPNS BPOM bersama Korwas Polda Kepri pun langsung menyita barang bukti obat-obatan tersebut.
Setelah berkoordinasi dengan Korwas Polda Kepri, saat ini penyidik PPNS BPOM Batam langsung menetapkan satu tersangka, yakni DS pemilik toko DV.
Kepala BPOM Kepri, Bagus Heri Purnomo mengatakan pihaknya berhasil mengamankan obat obatan dan suplemen makanan dari toko milik tersangka DS pada 23 April lalu.
Baca juga: BPOM di Batam Uji Sampel Makanan dan Takjil di Bazaar Ramadan Taman Dang Anom
Baca juga: BPOM Kepri Uji Sampel Takjil Ramadhan di Dua Lokasi Batam, Apa Hasilnya?
“Tokoh milik DS memang supplier obat-obatan dan suplemen makanan di Batam. Toko DV merupakan distributor obat dan suplemen untuk GYM di Batam,” ujar Kepala BPOM Kepri, Bagus saat menggelar konferensi pers hasil penindakan pihaknya di aula BPOM Nongsa, Selasa (26/4/2022).
Kata Bagus, toko milik tersangka sudah beroperasi sejak 3 tahun lalu.
“Jadi hampir 60 persen tempat gym di Batam, obat dan suplemennya dipasok oleh toko milik tersangka. Obat dan suplemen itu tak memiliki izin edar,” terang Bagus.
Tak hanya di Batam, toko DV juga menyuplai obat dan suplemen makanan keluar Kota Batam.
Ia menyebutkan berdasarkan hasil pemeriksaan uji laboratorium BPOM, obatan dan suplemen tersebut memiliki kandungan yang berbahaya dikonsumsi untuk tubuh.
Sebagian besar barang, diakui tersangka berasal dari Singapura.
Bagus merinci ada sebanyak 244 pcs pangan olahan tanpa izin dan sebanyak 533 pcs suplemen.
Berdasarkan perhitungan pihaknya, BPOM menaksir jumlah nilai barang tersebut ditaksir mencapai senilai 274,6 juta Rupiah.
Bagus menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan menarik peredaran barang obat obatan dan suplemen yang ada di setiap tempat gym.
Baca juga: BPOM Kepri Cek Kandungan Kinder Joy di Batam, Minta Pedagang Hentikan Dulu Penjualan
Baca juga: Tips Penting Sebelum Membeli Takjil Buka Puasa Ramadhan Menurut BPOM Kepri
“Ini merupakan bentuk pengawasan yang kita lakukan untuk mengawasi peredaran obat dan makanan yang tidak memiliki izin edar,” katanya.
Ia pun mengajak masyarakat sebelum mengkonsumsi barang agar terlebih dahulu memeriksa kemasan dan izin edar barang tersebut.
NASIB Kinder Joy
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam telah menghentikan sementara peredaran produk pangan olahan cokelat Kinder Joy di Batam, Kepulauan Riau.
Sebelumnya, produk pangan olahan merk ini sempat dilarang peredarannya di luar negeri (Inggris) sebab diduga mengandung bakteri Salmonella (non-thypoid).
Kepala Badan POM Kota Batam, Bagus Heri Purnomo, mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pengujian dari Badan POM RI (pusat) untuk membuktikan kandungan bakteri dan zat berbahaya dalam produk jajanan yang biasa dikonsumsi anak-anak itu.
Baca juga: Cara Mengecek Minyak Goreng Palsu di Situs BPOM, Jangan Tergiur Harga Murah Saat Melonjaknya Harga
Baca juga: Minyak Goreng Merek Baru Wajib Miliki Legalitasnya dari BPOM
"Untuk sampling dan pengujian dilakukan oleh pusat, kami masih menunggu hasilnya," ujar Bagus, ketika diwawancarai di kantor Balai POM Kota Batam, Nongsa Batam, Selasa (26/4/2022).
Meski demikian, sejak isu merebak pertama kali, yakni sekitar dua minggu yang lalu, Badan POM Kota Batam sudah melakukan pengawasan terhadap gudang-gudang distributor serta retail yang menjual produk cokelat Kinder Joy di Batam.
"Sudah kami lakukan pengawasan di distributor dan toko-toko retail, kami minta on hold dulu peredarannya," tambah Bagus.
Sebelumnya, Badan POM telah menjelaskan bahwa produk merk Kinder Joy yang terdaftar di Indonesia bukan berasal dari Belgia, melainkan diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD.
Namun untuk memastikan lebih lanjut, Badan POM tengah melakukan pengambilan sampel dan pengujian terhadap produk tersebut, serta menghentikan peredarannya sementara sampai dipastikan produk itu tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella.(TRIBUNBATAM.id/Bereslumbantobing/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam