PARIWISATA KEPRI AMAN
Dispar Kepulauan Riau Dukung Wisata Religi Anambas, Serukan Fasilitas Pendukung
Dinas Pariwisata Kepulauan Riau mendukung pengembangan wisata religi Anambas. Ia menyerukan pentingnya fasilitas pendukung di sana.
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) begitu kaya akan potensi wisatanya.
Keragaman kekayaan dan keindahan wisata itu, tidak hanya terdiri dari wisata bahari, wisata alam maupun wisata budayanya.
Namun, di daerah gugusan pulau itu juga terdapat wisata religi yang kerap dijadikan destinasi oleh wisatawan lokal mapun luar.
Salah satunya ialah Vihara Gunung Dewa Siantan yang terletak di pusat penduduk Tarempa.
Selain sebagai tempat peribadatan umat Buddha di Anambas.
Vihara ini termasuk pula objek wisata yang hingga kini masih dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke Anambas.
Baca juga: Andalkan Wisata Sejarah dan Religi, Kadispar Kepri Sarankan Akses ke Lingga Diperkuat
Baca juga: JALUR Singapura - Batam Dibuka, Rudi Optimis Semua Sektor Ekonomi dan Wisata Bakal Bangkit
Lebih tepatnya, Vihara ini berada di Desa Sri Tanjung, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan.
Vihara Gunung Dewa Siantan sendiri, merupakan satu-satunya rumah peribadatan warga Tionghoa yang ada di Kecamatan Siantan.
Untuk menuju ke lokasi sangat lah mudah, wisatawan dapat menggunakan jasa transportasi ojek yang setiap harinya mangkal di pintu keluar Pelabuhan Sri Siantan Tarempa.
Bila diprakirakan jarak tempuhnya lebih kurang mencapai 4 Kilometer dan memakan waktu lebih kurang 15 menit dari pelabuhan.
Bangunan yang berdiri kokoh menjulang ini persis berada di tepi akses jalan umum, terdapat dua jalur yakni gerbang masuk dan gerbang keluar.
Saat di gerbang masuk, kita akan mendapati puluhan anak tangga dengan sejumlah tanaman di kanan kiri.
Meski terasa lelah, semuanya itu akan terbayarkan dengan pesona alam Tarempa yang memanjakan penglihatan mata dari puncak Vihara.
Baca juga: Bangkitkan Wisata, Dispar Kepri Benahi Infrastruktur hingga Panggil Lagi Karyawan yang Dirumahkan
Baca juga: Natuna Punya Wisata Mangrove Terluas se-Kepri, Ramai Pengunjung saat Akhir Pekan
Menariknya lagi, konstruksi gedung Vihara ini dibangun di atas tebing yang cukup tinggi dengan sejumlah bebatuan besar di sekelilingnya.
Pandangan kedua mata akan terasa begitu takjub dengan susunan rumah-rumah penduduk di pesisir laut serta pulau-pulau hijau di sekeliling Tarempa.
Gedung didominasi warna merah dengan paduan warna hijau terkesan serasi pun ditambah ukiran sejumlah gambar dewa - dewi di dinding pondasi yang seolah menyambut kedatangan siapa saja saat sampai di puncak anak tangga.
Pada bangunan Vihara terpancang dua tiang besar dengan lukisan dua ekor naga yang saling berhadap-hadapan, satu berwarna merah keemasan dan yang satu lagi berwarna hijau keemasan.
Di dalam vihara sendiri terdapat patung-patung dewa dan patung Buddha Gautama yang berada dalam aula seluas 16 meter persegi.
Pada sudut-sudut ruangan terlihat sejumlah patung-patung dewa seperti San Pou Fo, Kwan Gui Yung Phut Sat, Kwan Ti Kong, Tua Pek Kong, Guan Sai, dan juga Sam po.
Baca juga: Cari Tempat Wisata Gratis, Sejumlah Masyarakat Kunjungi Pantai Tanjung Buntung Batam
Baca juga: PPKM Kembali Diberlakukan, Ratusan Event Wisata di Kepri Terancam Tak Bisa Maksimal
Di samping kuil juga terdapat bangunan yang biasa digunakan sebagai tempat belajar Agama, tempat pelayanan serta pusat kegiatan untuk umat Buddha.
Menurut sejarahnya Vihara Gunung Dewa Siantan dulunya dibangun sangat sederhana dengan material kayu dan papan di pinggir laut.
Hingga akhirnya lantaran khawatir akan ancaman ombak besar maka pada tahun 1963 direlokasikan di atas tebing.
Turut sebagai objek wisata dikala liburan bagi wisatawan lokal dan luar, Vihara Gunung Dewa Siantan menjadi spot menarik yang dapat dinikmati dengan pemandangan laut lepas dan suasana dari Kota Tarempa dengan bukit-bukit hijau sebagai pagarnya.
Hitsnya lagi, pemandangan itu sangat instagramable apabila diabadikan dengan berswafoto ataupun hunting sendiri atau bersama secara beramai-ramai.
Biasanya Vihara ini akan ramai dikunjungi saat hari besar perayaan Imlek umat Buddha ataupun adanya kunjungan liburan dari para wisatawan luar maupun lokal yang telah mendapatkan izin dari pengurus Vihara.
Hal yang harus dipatuhi saat berkunjung ke Vihara tentunya tidak membuang sampah sembarangan dan dan bersikap sopan santun.
Baca juga: Wisata Camp Vietnam Batam Terima Penghargaan Memori Kolektif Bangsa
Baca juga: PPKM Kembali Diberlakukan, Ratusan Event Wisata di Kepri Terancam Tak Bisa Maksimal
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar pun turut mengaggumi potensi wisata yang dimiliki oleh daerah yang dinobatkan sebagai pantai tropis terindah di Asia itu.
Dirinya bahkan menyambut positif, keragaman wisata yang dimiliki Anambas yang apabila dikelola dan ditingkatkan dengan baik dapat memberikan dampak positif bagi pemerintah dan juga masyarakat.
Menanggapi wisata religi yang dimiliki Anambas, Buralimar mengharapkan, adanya upaya pendukung seperti akses fasilitas dan sarana hingga catatan sejarah bangunan yang dapat menarik minat wisatawan.
"Wisata religi itu menurut saya juga masuk dalam minat khusus, jadi perlu dipersiapkan lah seperti akses jalan ke sana seperti apa, apakah fasilitas dan sarananya mendukung, selain itu mungkin spot berfotonya semenarik apa dan bagaimana upaya publish nya jadi hal itu perlu dikemas dengan baik," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin, (23/5/2022).
Ia menuturkan, dalam upaya membangkitkan wisata di daerah, hal yang perlu dilakukan ialah menarik minat yang sesuai dengan keinginan pengunjung bukan keinginan pengelola daerah.
"Jadi jangan kita buat wisata maunya kita gak laku itu, tapi apa maunya wisatawan lah. Intinya kita harus tahu segmen pengunjung kita ini dari mana dan seperti apa," jelasnya.
Melihat Anambas yang dikelilingi gugusan pulau dan lautan, kata Buralimar, Anambas lebih tepat dijuluki dengan wisata alam dan budaya, karena sudah tercipta indah sedari awal.
"Dengan keindahan dan kekayaan alamnya, Anambas sangat cocok dengan atraksi alamnya. Tinggal bagaimana dibangun fasilitas dan sarananya saja," tukasnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Wisata Kepri