TANJUNGPINANG TERKINI

Jurus Pemko Tanjung Pinang Klaim Atasi Mahalnya Harga Cabai Daging Sapi Langka

Pemko Tanjungpinang melalui OPD-nya mengklaim punya jurus jitu dalam mengatasi mahalnya harga cabai hingga kelangkaan daging sapi segar.

TribunBatam.id/Rahma Tika
Harga cabai di Pasar Baru I Tanjungpinang naik drastis. Tidak hanya cabai merah keriting, kenaikan juga terjadi untuk cabai rawit merah atau cabai setan. 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang mengklaim punya 'jurus' mengatasi mahalnya harga cabai hingga kelangkaan daging sapi.

Melalui organisasi perangkat daerah (OPD), dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindagin) Tanjungpinang, mereka akan berbicara kepada distributor termasuk Bulog untuk mengatasi hal ini.

Endy menyebutkan dari hasil koordinasi dengan para distributor, memang terjadi kenaikan harga pada jenis cabai yang ada di pasar.

Seperti cabai rawit dari harga Rp 50 ribu kini sudah dijual Rp 78 ribu perkilogram.

Kemudian cabai merah semula dibanderol Rp 48 ribu kini tembus Rp 70 ribu perkilogram.

Berdasarkan penyampaian distributor dan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) kota Tanjungpinang, kenaikan-kenaikan itu terjadi dikarenakan harga pupuk secara nasional mengalami kenaikan yang signifikan.

Baca juga: Andalkan Batam Tanjung Pinang, Harga Cabai Rawit Lingga Tembus Rp 96 Ribu per Kg

Baca juga: Harga Cabai di Karimun Tembus Rp 80.000 per Kilogram, Warga Pilih Kurangi Pembelian

Komoditas pangan saat ini mengalami kenaikan, mulai dari cabai, telur, bahkan daging sapi segar.

Kenaikan harga komoditas pangan terjadi di dua pasar tradisional yang ada di Tanjungpinang, yaitu Pasar Baru Tanjungpinang dan Pasar Bintan Center.

“Kita akan berbicara kepada distributor dan juga DP3 serta Bulog untuk mengatasi hal ini agar bisa mencari solusi kedepannya,” ucap Kadisperindagin melalui Kepala Bidang Stabilisasi Harga, Muhammad Endy Febri, Rabu (8/6/2022).

Muhammad Endy Febri menambahkan jika ia mendapat informasi mengenai kenaikan pupuk juga terjadi secara nasional.

"Sehingga harga yang mereka jual menjadi naik, memang dari daerah asal mengambil barang ini juga sudah naik," jelasnya.

Langkah antisipasi yang akan diambil terhadap mahalnya harga cabai saat ini, pihaknya bersama DP3 akan memaksimalkan petani-petani lokal yang ada di Tanjungpinang.

"Memang ada program pupuk subsidi supaya produktifitas lebih maksimal di dinas terkait," ungkapnya.

Selain cabai, harga daging sapi segar yang ada di pasar Tanjungpinang juga mengalami kenaikan, yang harga normalnya Rp 145 ribu perkilogram sekarang menjadi Rp 170 ribu per kilogram.

"Hal ini terjadi karena pedagang sapi belum bisa mendatangkan sapi dari luar Provinsi, sebab berdasarkan yang disampaikan oleh Dinas terkait, sampai saat ini izin lintas sapi antar Provinsi masih belum boleh," tuturnya.

Baca juga: Naik Turun Harga Aneka Cabai Jelang Idul Fitri 1443 H, Pasokan Luar Kepri Jadi Andalan

Baca juga: Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Cabai Merah Dorong Inflasi di Kepri Maret 2022

Ditambah lagi untuk ketersediaan daging sapi potong yang disampaikan pedagang hanya tinggal 18 ekor.

"Satu sapi itu untuk dua hari, jadi menjelang lebaran Idul Adha katanya masih cukup," ucap Endy.

Mengantisipasi ketersediaan daging sapi segar ini, pedagang akan memanfaatkan sapi betina yang sudah tidak produktif.

"Selain 18 ekor tadi. sapi betina yang tidak produktif sebagai antisipasi ketersediaan daging sapi segar di pasar, sekarang masih didata berapa jumlahnya," tukasnya.

DERITA Warga Ibu kota Kepri

Warga Tanjungpinang sebelumnya dihadapkan pada situasi sulit.

Setelah sebelumnya daging sapi segar sukar ditemukan di Pasar Baru I Tanjungpinang imbas penyakit mulut dan kuku (PMK) jelang Idul Adha.

Kini warga ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu dihadapkan dengan naiknya harga telur ayam ras.

Harga telur ayam ras di Kota Tanjungpinang mengalami kenaikan hingga Rp 7.000 per papannya.

Kenaikan ini diketahui karena terjadinya lonjakan pada harga pakan ternak.

Naiknya harga telur ayam ras ini juga dipicu dengan permintaan masyarakat yang meningkat.

Salah satu pedagang telur ayam ras, Lela di Tanjungpinang mengatakan sudah terjadi kenaikan harga telur ayam ras pada akhir Mei 2022 lalu.

Ia sendiri menjual beberapa jenis telur ayam ras berdasarkan kualitasnya.

Baca juga: Cabai Thailand Langka, Harga Si Pedas Naik saat Ramadan 1443 H

Baca juga: Natuna Kirim 121 Ekor Sapi ke Ibu Kota Kepri, Penuhi Kebutuhan untuk Idul Adha

“Kami ada 3 jenis telur ayam ini, ada yang nomor 1,2,dan 3, harganya pun berbeda masing - masing telur. Kebetulan saya ambil telur ayam dari Pulau Bintan,” ucap Lela, Sabtu (4/6/2022).

Lela menjelaskan untuk harga telur ayam ras nomor 3 sebelumnya di jual dari harga Rp 46 -47 ribu sekarang ini dibanderol Rp 50 ribu per papan.

Sementara itu harga telur ayam ukuran nomor 2 sekarang naik diharga Rp 52 ribu per papan, harga itu naik sebesar Rp 7.000 dari sebelumnya dijual Rp 43 ribu untuk satu papan.

Kemudian telur ayam ras yang ukuran nomor 1 dijual Rp 58.500 per papan

Saat ini katanya telur ayam ras yang dipasok dari Kabupaten Bintan itu mangalami kenaikan akibat lonjakan harga pakan ternak yang sudah terjadi sejak beberapa waktu belakang.

"Dari pemasok kabarnya naik harga telur saat ini karena harga pakan juga naik,” ungkapnya.

Tidak hanya harga telur ayam, Stok daging sapi segar di Pasar Baru I Tanjungpinang sebelumnya mulai sukar ditemukan.

Bahkan belum mendekati pukul 09.00 WIB, daging sapi segar sudah kosong di lapak pedagang ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu.

Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan sapi dan kambing ini membuat penjual sapi kesulitan untuk memperoleh sapi dari luar Tanjungpinang.

Seperti yang dirasakan oleh Wirman, pedang daging sapi segar di tiga pasar tersebut mengaku hanya bisa bergantung pada enam sapi yang masih hidup saja.

Saat ini sapi yang ia miliki hanya tersisa enam ekor saja untuk dijual. Satu kilogram sapi segar ia jual dengan harga Rp 160 ribu.

Baca juga: Pasar Baru I Tanjungpinang Krisis Daging Sapi Segar Jelang Idul Adha Imbas PMK

Baca juga: Warga Dilarang Sembelih Sapi Betina Produktif, Kecamatan Singkep Gelar Sosialisasi

“Sekarang ini memang stok daging segar kita dibagi-bagi ya, satu ekor sapi itu kita jual untuk dua hari, biasanya satu ekor sapi itu untuk dua hari, sekarang harus dibagi biar besoknya bisa dijual dan tidak kosong di sini,” ucap Wirman kepada TribunBatam.id, Kamis (2/6/2022).

Terkendalanya sapi yang masuk ke Tanjungpinang, membuat penjual sapi segar harus menjual setengah dari satu ekor sapi, sedangkan saat hari biasa pedagang bisa menjual satu ekor sapi.

“Satu ekor sapi ini beratnya sekitar 200 hingga 250 kilogram, karena sekarang kita bagi-bagi, jadi satu hari kita hanya bisa jual sekitar 100 kilogram daging saja,” sebutnya.

Kendati demikian yang membeli sapi segar ini lebih banyak penjual bakso dan pedagang warung makanan, sementara itu antusias masyarakat membeli sapi segar tidak lah banyak.

“Memang yang banyak beli ini pedagang bakso dan rumah makan, makanya cepat habis karena sudah banyak yang pesan,” sebutnya.

Wirman mengatakan bahwa stok sapi yang ia ambil ini berasal dari daerah Lampung, akibat merebaknya wabah PMK saat ini sapi yang seharusnya tiba di Tanjungpinang menjadi terhenti keberangkatannya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Tanjungpinang

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved