China Puji Pidato Menhan Prabowo Subianto di Singapura, Singgung Konferensi Asia Afrika
Kementerian Luar Negeri China (MFA) memuji pidato Menteri Pertahanan Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto saat menghadiri forum di Singapura.
Pernyataan itu adalah 'salvo' terbaru dalam perang kata-kata yang berkembang antara China atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri tetapi dipandang Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Hubungan China dengan Taiwan diketahui sudah lama bertikai.
China mengklaim jika Taiwan merupakan bagian dari wilayah kekuasannya.
Sementara Taiwan menolak klaim Negeri Panda itu.
Serta mengklaim mereka merupakan negara yang merdeka.
Negeri pimpinan Xi Jinping itu kian gusar setelah Amerika Serikat berada dalam bayang-bayang Taiwan.
Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas, Nama Prabowo Subianto Teratas dan Disusul Ganjar Pranowo
Baca juga: Prabowo Subianto Digugat Mantan Kader Partai Gerindra Rp 501 Miliar, Ini Alasannya
Serangan udara China yang sering diluncurkan di dekat Taiwan telah meningkatkan suhu diplomatik.
Hingga pada Sabtu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menuduh Beijing mengganggu stabilitas aktivitas militer dalam pidatonya di KTT keamanan Dialog Shangri-La.
Wei Fenghe membalas dalam pidato di acara yang sama, dengan mengatakan Beijing tidak punya pilihan selain melawan jika ada upaya memisahkan Taiwan dari China.
Ketegangan di Taiwan telah meningkat khususnya karena meningkatnya serangan pesawat militer China ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau itu.
Presiden Joe Biden, saat kunjungan ke Jepang bulan lalu, tampaknya telah melanggar kebijakan AS selama beberapa dekade dalam menanggapi sebuah pertanyaan.
Joe Biden mengatakan Washington akan membela Taiwan secara militer jika diserang oleh China.
Gedung Putih sejak itu bersikeras kebijakan "ambiguitas strategis" mengenai apakah akan campur tangan atau tidak dalam konflik antara China dan Taiwan.
Perselisihan tersebut hanyalah yang terbaru antara Washington dan Beijing, yang telah bentrok dalam segala hal mulai dari Laut Cina Selatan hingga hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang.
Klaim ekspansif China atas laut, yang dilalui perdagangan pengiriman triliunan dolar setiap tahun, telah memicu ketegangan dengan negara pengklaim saingannya, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.