FEATURE

Mengenal Tudung Manto Warisan Budaya Lingga Tak Lekang Zaman

Warisan budaya di Lingga bernama Tudung Manto masih tetap lestari meski zaman sudah terus berkembang ke arah digital.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Febriyuanda
Pengrajin saat membuat Tudung Manto di Gerai Dekranasda Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri. Warisan budaya asal Lingga ini tak lekang oleh waktu. 

"Seperti warna hitam hanya untuk kalangan masyarakat rakat, hijau untuk kalangan Syarifah, dan kuning untuk kaum kerajaan.

Tapi sekarang tidak lagi seperti itu, semua warna boleh dikenakan oleh siapa saja," jelas salah seorang petugas Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lingga, Firdaus Madjid.

Tudung Manto bahkan menjadi salah satu cinderamata khas dari Kabupaten Lingga untuk ibu-ibu yang berkunjung ke Negeri Bunda Tanah Melayu.

Dari informasi yang TribunBatam.id himpun, Tudung Manto diperkirakan keberadaannya sudah sejak sekitar tahun 1775 silam (abab ke-18) pada zaman kerajaan Melayu Riau Lingga yang berkuasa di Semenajung Melayu.

Tudung Manto secara resmi didaftarkan melalui Kemenkumham sejak 2010 lalu, dengan pemegang Hak Cipta bernama Syarifah Faridah.

Baca juga: Tudung Manto dan Permainan Gasing Lingga Jadi Hak Kekayaan Intelektual Komunal

Wanita kelahiran 1952 ini mengungkapkan, setelah Lingga menjadi Kabupaten dan masa kepemimpinan Bupati Daria, Syarifah Roesmawatie selaku istri Daria sangat antusias dan suka terhadap kerajinan Tudung Manto.

"Jadi oleh beliau (Syarifah Roesmawatie), supaya Tudung Manto ini mengusahakan jangan sampai hilang atau jangan sampai menjadi brand orang lain.

Saat itu beliau membuat brand Tudung Manto ini atas nama saya untuk bisa jadi hak patenkan dan telah ada SK nya saat itu," kata Faridah beberapa waktu lalu.

Sejak 2010 Tudung Manto telah diakui sebagai salah satu Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI yang berasal dari Kabupaten Lingga secara perorangan atau pribadi.

Selanjutnya pada 2016, Syarifah Faridah menyebutkan bahwa Tudung Manto kembali dihidupkan di Daik oleh Said Asy'ari yang menjadi Lurah.

Hal dengan dibangunnya Rumah Tekat Tudung Manto di Kampung Mentok, Daik Lingga, atas nama Rumah Tekat Tudung Mano Halimah.

Hingga saat ini, kerajinan Tudung Manto telah dikenal hingga luar daerah, maupun mancanegara.(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Lingga

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved