Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Menyerang Otak
Mungkin dari kita belum banyak yang mengetahui tentang empty sella syndrome. Empty sella syndrome merupakan penyakit langka yang perlu diwaspadai
Jenis empty sella syndrome
Berdasarkan penyebabnya, ESS terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
ESS primer adalah kelenjar pituitari yang mengecil tanpa diketahui penyebabnya.
Kasus ini paling banyak ditemukan pada wanita dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
ESS primer ditandai dengan akumulasi cairan otak di sella turcica.
Sedangkan ESS sekunder adalah kelenjar pituitari mengecil akibat mutasi genetik, kecelakaan, terapi radiasi, atau operasi.
Gejala empty sella syndrome
Penyakit empty sella syndrome walau bisa menurunkan kualitas hidup pasien, namun penyakit ini tidak membahayakan jiwa dan tidak memengaruhi usia harapan hidup.
Berikut adalah beberapa gejala ESS yang sering ditemukan:
- Impoten pada pria
- Tidak memiliki gairah seksual
- Periode menstruasi tidak teratur pada wanita
- Gejala mungkin bervariasi pada setiap kasus dan mungkin muncul sebagai gejala penyakit lain.
- Gejala lainnya adalah sakit kepala, tekanan darah tinggi, mudah lelah dan infertil.
Baca juga: Khasiat Bawang Putih Terbukti Ampuh Bisa Sembuhkan 8 Penyakit Ini, Apa Saja?
Baca juga: 6 Gejala Penyakit Ginjal Sering Diabaikan karena Mirip Penyakit Umum
Apakah empty sella syndrome bisa sembuh?
Empty sella syndrome hanya bisa dikontrol dengan perawatan untuk mengurangi gejala yang dirasakan.
Perawatan akan bergantung pada seberapa parah penyakit yang diderita pasien.
Jika pasien tidak merasakan gejala apa pun, maka tidak perlu melakukan perawatan apa-apa.
Tetapi bila pasien memiliki masalah ketidakseimbangan hormon, dokter bisa meresepkan beberapa jenis obat untuk menggantikan hormon yang hilang, seperti pada kasus pasien hipopituitari.
Dan jika cairan otak keluar dari hidung terus menerus, pasien mungkin perlu melakukan operasi.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)